Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah optimistis bisa meningkatkan serapan karet alam dalam negeri sesuai dengan mandat yang dihasilkan dalam rapat negara anggota Internation Tripartite Rubber Council.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerin Pertanian Kasdi Subagyono menyebutkan saat ini dirinya belum bisa memprediksi atau membuat target peningkatan serapan karet dalam negeri.
Kendati demikian, dia optimistis penambahan serapan karet dalam negeri tahun ini bisa meningkat sesuai dengan keputusan batasan ekspor karet alam Indonesia sebesar 98.000 ton.
"Saya belum bisa memprediksi berapa [peningkatan serapan karet alam Indonesia]. Karena dari 240.000 ton kesepakatan ITRC Indonesia kebagian 98.000, berarti meningkat 98.000," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (6/3/2017).
Dia menjelaskan, selama ini dari 618.000 ton konsumsi karet dalam negeri 40% diserap oleh industri ban. Adapun sisanya digunakan oleh industri lain seperti vulkanisir, alas kaki, sarung tangan dan lain-lain.
Ke depan, selain meningkatkan serapan di industri yang sudah ada, pemanfaatan karet untuk aspal juga menjadi salah satu upaya pemerintah.
Terkait pemanfaatan karet untuk aspal, Kasdi menyebutkan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan daerah (Bangda) Kementerian Dalam Negeri akan segera mendorong daerah untuk mengeksekusi rencana tersebut.
"Diberikan legal bindingnya. Itu [pemanfaatan karet untuk aspal] masuk di RPJMD. Semacam diwajibkan untuk melaksanakan itu," ujarnya.
Hal serupa juga telah dilakukan oleh salah satu negara anggota ITRC yakni Malaysia yang menggunakan karet untuk konstruksi jalan. Pemerintah Malaysia pun disebut telah menyetujui alokasi dana sebesar 100 juta ringgit untuk pemeliharaan dan konstruksi jalan yang menggunakan karet di pelabuban dan lahan industri