Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIRUT PT PERTAMINA Nicke Widyawati : Mewujudkan Kemandirian Energi Harus Optimistis

Sebagai perusahaan migas terintergasi, PT Pertamina (Persero) melebarkan sayap bisnis dengan memacu segmen energi baru dan terbarukan (EBT).
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagai perusahaan migas terintergasi, PT Pertamina (Persero) melebarkan sayap bisnis dengan memacu segmen energi baru dan terbarukan (EBT). Produk EBT yang akan dikembangkan di antaranya biodiesel yang berasal 100% dari CPO. Tak tanggung-tanggung, investasi satu kilang biodiesel dapat mencapai US$800 juta. Bagaimana strategi perusahaan pelat merah itu dalam mengembangkan bisnis EBT? Berikut petikan wawancara dengan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati.

Kapan kira-kira Pertamina bisa memproduksi green fuel secara masif?

Kita perlu waktu maksimum 3 tahun, karena ini kan kita membangun stand alone. Sistemnya di Plaju dan juga Dumai itu kita bisa masif, karena bisa 100% CPO [crude palm oil].

Jadi sebenarnya lebih kompetitif mana, harga CPO dengan harga minyak sekarang?

Ini kita tidak bisa bicara sekarang saja, tetapi bagaimana dalam jangka panjang ini bisa tetap feasible? Oleh karena itu, perlu regulasi bagaimana mengatur harga bahan baku ini untuk jangka panjang. Jangan sampai kemudian nanti ini tergantung dari harga market. Kita jangan melihat CPO ini hanya sebagai komoditas. Dalam konteks ini CPO adalah sebagai bahan baku dari green refinery.

Oleh karena itu, kita perlu ada regulasi dan juga kerja sama pasokan jangka panjang dari para pemilik kebun khususnya untuk menjamin pasokannya secara jangka panjang akan tetap ada. Dalam hal ini kepada supplier CPO kita bisa memberikan jaminan pembelian jangka panjang. Di sisi lain, bagi green refinery pasokan ini juga perlu pasokan jangka panjang, sehingga diperlukan regulasi.

Regulasi seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan?

Ketika suatu bahan baku sudah ditetapkan sebagai bahan baku untuk energi seperti batu bara, gas, dan sekarang ini adalah CPO, maka pemerintah melakukan pengaturan harganya. Misalnya, gas untuk pembangkit listrik diatur kan, sama halnya seperti batu bara dan lainnya termasuk CPO. Jadi, melihatnya adalah CPO sebagai salah satu feed stock atau bahan baku untuk energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hery Trianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper