Bisnis.com, Palangkaraya – Penambahan jalur serta frekuensi penerbangan di tiga bandara di Kalimantan Tengah, khususnya Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya yang diinginkan Pemprov Kalteng maupun kalangan legislatif terancam gagal.
"Keinginan menambah jalur maupun frekuensi penerbangan di Kalteng sulit dilakukan jika melihat kondisi saat ini," kata Kepala Seksi Angkutan Penumpang Dinas Perhubungan Kalteng, Terjo Piu, Selasa (5/3/2019).
Sejak semester kedua 2018 hingga awal tahun ini, frekuensi penerbangan terus mengalami penurunan secara konsisten. Hal ini terjadi secara merata di tiga bandara, yaitu Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Iskandar Pangkalan Bun serta Haji Asan Sampit.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari 2019 frekuensi penerbangan di provinsi hanya sebanyak 1.655 kali, menurun jika dibandingkan Desember 2018 lalu, yakni sebanyak 1.836 kali.
Terjo menyebut, bahkan sejumlah maskapai terpaksa menunda atau membatalkan penerbangan akibat kurangnya jumlah penumpang. Jika rata-rata jumlah minimal penumpang berangkat sebanyak 40%, belakangan jumlah penumpang berada di bawah angka tersebut bahkan hanya 10%.
"Akibatnya penumpang dialihkan ke jadwal penerbangan selanjutnya agar jumlahnya memenuhi standar minimal yang telah ditetapkan pihak maskapai," tuturnya.
Penurunan jumlah penumpang pesawat diduga akibat tingginya harga tiket, sementara daya beli atau kemampuan ekonomi masyarakat dalam beberapa waktu terakhir mengalami penurunan.
Ia menjelaskan, pihaknya tidak bisa memprediksi berapa lama kondisi ini akan bertahan, mengingat semua bergantung pada penurunan harga tiket maupun peningkatan kemampuan daya beli masyarakat.
"Kami juga sudah berupaya menyurati pemerintah pusat agar harga tiket pesawat bisa diturunkan, tapi tampaknya hal ini masih menjadi permasalahan di tingkat nasional," ungkap Terjo.
Adapun keseluruhan jumlah penumpang pesawat pada Januari 2019 yakni sebanyak 136.402 orang. Jumlah tersebut gabungan dari semua penumpang dari tiga bandara, yakni Bandara Tjilik Riwut sebanyak 62.882 orang, Iskandar Pangkalan Bun sebanyak 49.890 orang serta Haji Asan Sampit sebanyak 23.341 orang.