Bisnis.com, JAKARTA -Dampak dari kebijakan China yang menunda impor batu bara asal Australia masih samar-samar karena belum bisa dipastikan berapa lama hal tersebut akan berlanjut.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan langkah tersebut baru saja dijalankan. Menurutnya, para pelaku usaha masih sulit menilai sejauh mana hal tersebut akan berdampak terhadap pasar batu bara.
"Kami masih melihat ekskalasi perkembangannya karena ini masih baru banget kejadiannya. Memang ada beberapa kemungkinan dampaknya," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21/2/2019).
Dia menjelaskan dampak langsung kemungkinan terjadi pada pasar batu bara kalori menengah ke atas. Sementara itu, batu bara Indonesia didominasi oleh batu bara kalori menengah ke bawah.
Meskipun begitu, mengingat permintaan batu bara China sedikit meningkat akhir-akhir ini, bisa saja penundaan impor batu bara kalori menengah ke atas dari Australia membuka peluang untuk batu bara kalori rendah. Seperti diketahui, China telah membatasi impor batu bara kalori rendah, termasuk dari Indonesia sejak 2017.
"Mungkin saja ada ceruk lagi buat batu bara kalori rendah. Tapi, sejauh mana itu akan terasa masih terlalu pagi untuk menilainya," katanya.
Adapun China tengah menunda impor batu bara dari Australia yang disinyalir menjadi buntut meningkatnya ketegangan di antara kedua negara. Trader di Shanghai pun mengatakan dia telah berhenti membeli batu bara dari Australia dan mengalihkan pembelian komoditas itu lebih banyak ke Indonesia dan Rusia.