Bisnis.com, JAKARTA-- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan awal mula wacana motor masuk tol adalah dari masyarakat yang disampaikan secara non formal.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa inisiatif wacana motor masuk tol adalah bukan dari dirinya.
"Insiatif awal dari masyarakat wacana gitu, Cisumdawu karena Bandara Kertajati banyak pegawainya yang dari bandung, sehingga masyarakat kelihatannya punya wacana kalau itu bisa difasilitasi," tuturnya di Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Basuki menceritakan, bukan motor yang masuk tol tetapi dibangun fasilitas khusus motor disepanjang tol mungkin lebih menarik. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden yang ada.
Sebagai informasi, menurut Peraturan Pemerintah nomor 44 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol yang mana pasal satu berisi pada jalan tol dapat dilengkapi dengan jalur jalan tol khusus bagi kendaraan bermotor roda dua yang secara fisik terpisah dari jalur jalan tol yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor roda empat atau lebih.
Selain itu, menurutnya Cisumdawu cocok untuk dibangun fasilitas tambahan untuk kendaraan roda dua karena ketersediaan lahan. "Kalau dalam tol Jakarta sudah susah, tetapi Cisumdawu masih ada lahannya jaraknya paling 30 km masih oke," ujarnya.
Sampai saat ini masih pihaknya dengan BUJT terkait masih melakukan diskusi dan melakukan perhitungan terkait wacana ini.
Jalan tol Cisundawu dalam catatan Bisnis.com mulai dibangun pada 2011, ditandai dengan peletakan batu pertama atua gorundbreaking oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanta. Jalan tol Cisundawu terbentang 61 kilometer dan terbagi enam seksi. Jalan tol Cisundawu merupakan jalan tol pertama yang menggunakan terowongan sepanjang 472 meter.
Pemerintah memberikan dukungan konstruksi dalam proyek jalan tol Cisundawu dengan menggarap dua seksi sepanjang 27,62 kilometer. Sementara itu, empat seksi digarap oleh badan usaha jalan tol PT Citra Karya Jabar Tol. Total investasi untuk pembangunan jalan tol ini mencapai Rp8,4 triliun
Berdasarkan data monitoring Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), per 8 Februari 2019 lalu progres fisik di seksi 1 dan seksi 2 mencapai 55% sedangkan progres seksi 3 hingga seksi 6 sebesar 6,22%. Seksi 2 (17,1 kilometer) dan seksi 3 (4,1 kilometer) dijadwalkan beroperasi pada September 2019.