Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPR : Program Satu Juta Rumah Awal 2019 Mencapai 77.326 Unit

Pelan tapi pasti, program satu juta rumah terus mengalami kemajuan. Tercatat awal tahun ini saja sudah mencapai 77.326 unit rumah. Berikut rinciannya.
Suasana pembangunan di kawasan perumahan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/12)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Suasana pembangunan di kawasan perumahan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/12)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Bisnis.com, JAKARTA -  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan mencatat sebanyak 77.326 unit rumah telah terbangun per tanggal 11 Februari 2019 lalu.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan Kementerian PUPR tetap optimis pembangunan rumah akan terus meningkat dengan Program Satu Juta Rumah di Indonesia.

"Data pembangunan rumah yang tercatat dalam Program Satu Juta Rumah pada Januari 2019 lalu angkanya mencapai 77.326 unit rumah," ujar Khalawi, dikutip melalui keterangan resmi, Rabu (20/2/2019).

Berdasarkan data capaian Program Satu Juta Rumah Tahun 2019, yang dihimpun Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, tercatat hasil pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah sebanyak 65.857 unit. 

Jumlah tersebut terdiri dari yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR berjumlah 56.070 unit dan pengembang 9.787 unit. Sedangkan pembangunan rumah untuk non MBR tercatat dibangun oleh pengembang sebanyak 11.469 unit.

Khalawi menjelaskan di awal tahun pembangunan rumah memang tidak bisa langsung mencapai angka yang tinggi karena di lapangan perlu ada penyesuaian rencana pembangunan dari para pengembang dan perbankan serta masyarakat terkait dengan pelaksanaan akad kredit rumah yang akan dibangun.

Pihaknya akan terus mendorong serta menggerakkan seluruh pemangku kepentingan bidang perumahan seperti pemerintah daerah, kementerian / lembaga, perbankan, asosiasi pengembang, pihak swasta dan masyarakat dalam proses pembangunan rumah untuk mengurangi backlog (kekurangan kebutuhan) perumahan.

Hal ini dikarenakan pemerintah hanya mampu menyediakan hunian bagi masyarakat melalui dana APBN hanya sekitar 20% saja. 

Sekitar 30% pembangunan rumah berasal dari bantuan pembiayaan perumahan bersubsidi yakni kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Sisanya 50% adalah rumah yang dibangun oleh masyarakat secara swadaya dan pengembang perumahan secara formal. 
Lanjutnya, Kementerian PUPR juga telah melaksanakan kerjasama PKO dengan 25 bank untuk menyalurkan KPR FLPP. Dengan demikian, masyarakat yang ingin memiliki rumah bersubsidi dengan harga murah dan terjangkau bisa mengajukan KPR FLPP melalui bank tersebut.

Sebagai informasi, pada 2018 lalu angka PSR mencapai 1.132.621 unit. Sementara, target pembangunan rumah pada 2019 ditingkatkan menjadi 1,25 juta unit rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper