Bisnis.com, JAKARTA--Dua BUMN pengelola bandara di Indonesia kompak menyatakan terbuka pada kemungkinan masuknya penyedia bahan bakar pesawat selain PT Pertamina Aviation, asalkan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh regulator.
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura (AP) I Handy Heryudhitiawan mengatakan penyedia avtur tersebut harus bisa menjamin ketersediaan bahan bakar untuk memasok bandara terjauh, seperti Bandara Frans Kaisiepo di Biak, Bandara El Tari di Kupang, maupun Bandara Sam Ratulangi di Manado.
"Setiap penyedia avtur yang hendak menjalankan usahanya di bandara harus melalui sebuah proses tender. Adapun, kontrak yang diberikan biasanya dua tahunan," katanya, Rabu (13/2/2019).
Saat ini, dia menjelaskan Pertamina Aviation yang terpilih sebagai penyedia avtur karena memenuhi persyaratan dan mampu melaksanakan ketentuan yang ditetapkan. Kontrak antara AP I dengan Pertamina berlaku sejak 2017 dan akan berakhir pada tahun ini.
Selama ini, lanjutnya, Pertamina Aviation mampu memenuhi ketersediaan avtur untuk seluruh bandara yang dikelola AP I dan tidak pernah mendapatkan keluhan dari maskapai.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication AP II Yado Yarismano mengatakan prosedur awal bagi penyedia avtur bisa dimulai dengan penyerahan surat minat (letter of interest) kepada pengelola bandara. Apabila sudah memenuhi syarat-syarat dari regulator, akan dilakukan proses selanjutnya yakni tender maupun pembahasan teknis kerja sama.
"Kami tidak menutup kemungkinan bagi provider aviation fuel lainnya [untuk masuk]," kata Yado.
Dia belum bisa menyebutkan tanggal proses tender penyedia avtur selanjutnya. Tahapan tersebut akan diumumkan lebih lanjut.