Bisnis.com, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum bisa memastikan kelanjutan lelang proyek sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Sumatra.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo mengatakan perusahaan masih menunggu penyelesaian Rancangan Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028.
“Belum ada kelanjutan karena menunggu RUPTL 2019. RUPTL masih menunggu persetujuan Menteri ESDM,” terangnya kepada Bisnis, Minggu (3/2/2019).
Adapun PLN telah membuka lelang enam paket Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Sumatra untuk tahap prakualifikasi (PQ) dokumen, yang seluruhnya memiliki kapasitas total 167,58 Megawatt (MW).
Perinciannya, wilayah Aceh sebesar 20 MW; Sumatra Utara sebesar 35 MW; Riau, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung sebesar 38,68 MW; Sumatra Barat sebesar 16 MW; Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu sebesar 33 MW; dan Lampung sebesar 24,9 MW.
Terdapat sekitar 50 perusahaan yang lolos tahap prakualifikasi dan sekitar 30 perusahaan yang gugur di fase tersebut. Setelah lolos prakualifikasi, peserta lelang kemudian mengumpulkan proposal yang diperkirakan juga membutuhkan waktu lama.
Setelah enam paket PLTS ini selesai dilelang, PLN segera melanjutkan lelang paket PLTS di Kalimantan.
Adaro Power juga tercatat mengikuti lelang PLTS milik PLN di Sumatra. Total kapasitasnya mencapai sekitar 100 MW dan kelanjutannya masih menggantung.
Anak usaha PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) itu sebelumnya mengungkapkan sudah memasang PLTS untuk kebutuhan sendiri dengan kapasitas 100 KW peak di daerah Kalimantan Selatan. Hal ini hanya untuk pembelajaran perusahaan memasuki PLTS.
“Kami juga telah mengikuti proses prakualifikasi dari PLN untuk proyek PLTS untuk daerah Sumatra, tapi belum ada kelanjutannya lagi,” ungkap Direktur Utama Adaro Power Mohammad Effendi, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan catatan Bisnis, Adaro Power mengikuti empat paket proyek PLTS PLN, antara lain berada di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Lampung.