Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menaker Minta Masyarakat Bijak Sikapi Isu TKA

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri meminta masyarakat menyikapi dengan bijak investasi Cina di Indonesia khususnya di Morowali, Sulawesi Tengah. Pasalnya investasi Negeri Tirai Bambu tersebut mampu menyerap 25 ribu tenaga kerja Indonesia.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri (kanan) didampingi Sekjen Hery Sudarmanto, menjawab anggota dewan dalam rapat kerja dengan Komisi IX , di Jakarta, Rabu (7/2/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri (kanan) didampingi Sekjen Hery Sudarmanto, menjawab anggota dewan dalam rapat kerja dengan Komisi IX , di Jakarta, Rabu (7/2/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri meminta masyarakat menyikapi dengan bijak investasi Cina di Indonesia khususnya di Morowali, Sulawesi Tengah. Pasalnya investasi Negeri Tirai Bambu tersebut mampu menyerap 25 ribu tenaga kerja Indonesia.

"Contoh di Kawasan Industri Morowali. Investasi Cina di sana hingga saat ini membuka 28 ribu lapangan kerja. Dari 28 ribu lapangan kerja yang tersedia tiga ribu orang diisi tenaga kerja dari Cina dan 25 ribu orang atau sebagian besar diisi oleh tenaga kerja Indonesia," ujarnya, seperti dikutip, Sabtu (26/01).

Menurut Hanif, isu tenaga kerja Cina mengambil lapangan kerja di Indonesia tidak benar. Faktanya, pekerja Cina hanya sekitar 10,7% dari total lapangan kerja yang ada di Morowali.

"Apakah benar tenaga kerja asing khususnya tenaga kerja Cina mengambil lapangan pekerjaan dari tenaga kerja lokal? Tidak benar. Karena tenaga kerja Cina yang ada di Indonesia sebagian besar adalah tenaga kerja Cina yang muncul sebagai konsekuensi adanya investasi dari sebuah negara," tutur Hanif.

Untuk itu, lanjut Hanif, seharusnya investasi negara lain khususnya Cina harus disyukuri karena membuka banyak kesempatan kerja baru. 

"Kalau tidak ada investasi dari Cina justru 28 ribu lapangan kerja yang ada di Morowali menjadi tidak ada. Jadi jangan salah paham memahami masalah investasi dan tenaga kerja asing," ungkap Hanif.

Dia menambahkan, Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di Indonesia masih terkendali dan tergolong sangat kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia sebesar 263 juta jiwa.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan sampai akhir tahun 2018, jumlah TKA yang bekerja di Indonesia tercatat sebanyak 95.335 orang. 

Dia membandingkan jumlah TKA yang bekerja di Singapura mencapai seperlima dari jumlah penduduknya. Bahkan di Qatar, jumlah TKA-nya jauh lebih besar dibandingkan dengan total jumlah penduduknya. 

“Dengan demikian, jumlah TKA di Indonesia, masih sangat amat terkendali sehingga tak perlu dikhawatirkan “ ujarnya.

Menaker menjelaskan untuk bekerja di Indonesia, TKA harus memenuhi berbagai ketentuan yang berlaku. Adanya ketentuan atau persyaratan tersebut  sebagai bentuk pengendalian pemerintah terhadap penggunaan TKA di Indonesia.

“Mereka yang masuk ke Indonesia, harus punya izin kerja dan izin tinggal. Mereka juga harus punya syarat pendidikan, harus penuhi kompetensi, harus duduk di jabatan tertentu, bekerja di lokasi tertentu dan bekerja dalam lokasi tertentu, “ lanjut Hanif.

Selain itu, persyaratan lain bagi TKA yang ingin bekerja di Indonesia yakni harus membayar pajak senilai 100 dolar AS setiap orang per bulannya.  Keharusan pembayaran pajak tersebut sebagai bentuk pengendalian pemerintah untuk memastikan agar TKA sesuai ketentuan UU.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper