Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

27 Unit Smelter Dibangun Hingga 2018

Pemerintah mendorong pembangunan fasilitas pengolahan pemurnian mineral atau smelter. Adapun pembangunan smelter dari 2014 sampai saat ini mencapai 27 unit.
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mendorong pembangunan fasilitas pengolahan pemurnian mineral atau smelter. Adapun pembangunan smelter dari 2014 sampai saat ini mencapai 27 unit.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono mengatakan bahwa sebagian dari jumlah tersebut sudah beroperasi seutuhnya.

Bambang menambahkan, saat ini smelter nikel merupakan yang terbanyak dengan jenis produk seperti fero nikel, nikel matte, dan nikel pig iron.

"Memang yang paling maju nikel, yang nomor dua ada potensi bauksit, besi, tembaga, timbal, seng masih kecil-kecil, zirkon tidak begitu besar, mangaan kecil-kecil," jelasnya melalui keterangan resminya Sabtu (12/1/2019).

Smelter nikel sendiri tersebar di berbagai daerah di Indonesia, yang terbesar saat ini adalah smelter milik PT Vale Indonesia yang berada di Sorowaku, Sulawesi Tengah. Kapasitas input mencapai 8.000.000 ton per year (tpy) yang menghasilkan nikel matte berkapasitas 80.000 tpy. Disusul oleh smelter milik Indonesia Guang Ching Nikel and Stainless Steel yang terdapat di Morowalu Sulawesi Tengah berkapasitas 7.500.000 tpy.

Pada tahun 2018 sendiri ada 2 smelter yang dibangun, jumlah ini sesuai dengan target yang telah di tetapkan. Smelter tersebut dibangun oleh PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Bintang Smelter Indonesia.

Ditjen Minerba Kementerian ESDM mencatat, produksi mineral tertinggi pada tahun 2018 adalah produk olahan nikel yang mencapai 744.751 ton disusul perak 285.290 ton, katoda tembaga 233.099 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper