Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan ekspor komoditas ikan lele dan ikan patin pada 2019 mencapai US$25 juta, seiring dengan potensi pasar yang diyakini kian terbuka.
Direktur Produksi dan Usaha Budidaya (PUB) KKP Umi Windriani menyampaikan target tersebut bersumber dari data Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP).
“Pada 2019 ekspor ditargetkan Lele dan patin sekitar US$20 juta – US$25 juta dengan volume sekitar 10.000 ton – 15.000 ton," ujar Umi saat dihubungi Bisnis, Selasa (8/1/2018).
Umi menilai target tersebut akan tercapai karena permintaan ekspor untuk kedua komoditas ikan catfish sudah mulai terbuka.
"Apalagi pasca launching brand image "Indonesian Pangasius" di Timur Tengah beberapa waktu lalu, telah memberikan efek luar biasa terhadap peningkatan preferensi konsumen global untuk produk catfish asal Indonesia," jelasnya.
Melihat ketertarikan dari konsumen global tersebut, pihak KKP yakin dapat merebut pangsa pasar patin Amerika Serikat yang sebelumnya dikuasai oleh Vietnam.
Apalagi, sejak 2017 produk ikan patin atau dori berbentuk fillet dari Vietnam diembargo oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa karena sempat ditemukan memiliki kandungan Tripolyphospate yang melebihi ambang batas.
Selain itu, KKP juga yakin dapat menyasar pangsa pasar Timur Tengah yakni Dubai, Abu Dhabi, dan Arab Saudi untuk produk fillet ikan patin. "Kami targetkan ke depan bisa kuasai supply share 50.000 ton - 60.000 ton per tahun."
Berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization (FAO), Arab Saudi mengimpor ikan patin baik dalam bentuk fillet maupun portion cut dengan nilai mencapai US$50 juta per tahun.
Impor patin Timur Tengah saat ini juga dikuasai oleh Vietnam dengan pangsa pasar 61% dari total nilai impor patin sebesar US$79 juta walaupun mengalami penurunan sekitar 10% dalam 4 tahun terakhir. Indonesia hingga saat ini belum mencatatkan ekspor patin ke Timur Tengah.
Senada dengan KKP, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) Azzam Bachrur menyampaikan saat ini pihaknya sedang berjuang agar hasil produksi budi daya ikan patin dapat masuk ke pasar Timur Tengah.
Pasalnya, menurut Azzam, apabila belum ada ekspor pada tahun ini, maka pertumbuhan produksi ikan lele dan patin kurang lebih akan stagnan.
Dikatakan Azzam, belajar dari pengalaman pada masa lalu, untuk kelas pasar lokal, apabila para pembudidaya ikan patin dan ikan lele memproduksi secara masif, maka produksi pada tahun berikutnya justru akan mengalami penurunan karena terjadinya produksi berlebih.
“Pengalaman itu sering terjadi [pada budi daya] ikan patin, sehingga kami tidak berani memproduksi tinggi [besar-besaran] karena dibatasi oleh pasar.”