Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah cukup optimistis dapat menjaga penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap nilai mata uang negeri Paman Sam itu turun lagi.
“Mudah-mudahan nanti [dolar AS] bisa turun lagi,” kata Wapres Kalla di Kantor Wakil Presiden RI, Selasa (8/1/2019).
Terkait dengan penguatan rupiah tersebut, Wapres Kalla mengatakan tak terlepas dari kinerja positif yang dilakukan Bank Indonesia dan Menteri Keuangan. Menurut dia salah satu pendorong penguatan rupiah adalah investasi asing yang mulai masuk kembali.
Sebabnya, Bank Indonesia menaikan suku bunga secara bertahap selama enam bulan terakhir dari 4,25% menjadi 6%. Di sisi lain Wapres Kalla pun menilai faktor eksternal cukup berpengaruh di mana ekonomi Amerika Serikat sedikit goyah.
“Yang dulunya keluar sekarang [investasi asing] kembali masuk lagi karena lebih tertarik dari pada itu. Di samping itu juga ekonomi Amerika tidak sekuat, apa, banyak masalah-masalah, sehingga mereka lebih memilih untuk investasi keluar sehingga rupiah kita menguat,” tuturnya.
Untuk menjaga penguatan rupiah tersebut, kata Wapres Kalla, pemerintah akan terus berupaya defisit perdagangan dan anggaran tidak terlalu besar ke depan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih memiliki potensi untuk terus mengalami penguatan.
Pasalnya, mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut menilai bahwa nilai tukar rupiah saat ini masih undervalued atau tidak sesuai dengan nilai fundamentalnya.