Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penyelesaian Bendungan Bendo pada akhir 2019.
Bendungan ini bakal menjadi sumber irigasi bagi 7.700 hektare sawah di Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Hari Suprayogi mengatakan pembangunan Bendo sudah dimulai sejak 2013.
Namun, pembangunan sempat tertunda karena kendala pembebasan lahan. Saat ini, progres pembebasan lahan telah mencapai 94% dan progres konstruksi sebesar 77%.
"Lahannya sudah bebas seluas 277 hektare dari 295 hektar lahan yang dibutuhkan," ujar Yogi dalam siaran pers, Sabtu (5/1/2019).
Untuk diketahui, Bendungan Bendo merupakan bendungan multiguna dan dibangun dengan luas genangan 169,64 hektare.
Baca Juga
Bendungan ini sanggup menampung air hingga 43,14 juta meter kubik dan menjadi sumber air untuk kebutuhan irigasi lahan pertanian.
Di samping itu, Bendungan Bendo juga menjadi sumber air baku domestik dan industri untuk Ponorogo dan Madiun.
Kapasitas air baku untuk Madium mencapai 418 liter per detik sedangkan Ponorog sebesar 372 liter per detik. Bendungan juga bisa mengurangi debit banjir Kota Ponorogo hingga 70%.
Bendungan Bendo setinggi 71 meter akan membendung Sungai Keyang, anak sungai Bengawan Madiun.
Pembangunan Bendungan digarap oleh KSO Wijaya Karya, Hutama Karya, Nindya Karya. Adapun, pembiayaan berasal dari APBN sebesar Rp716,58 miliar.