Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi China bakal melambat menjadi 6,2% pada 2019.
Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi realisasi pertumbuhan ekonomi Negeri Panda pada tahun ini yang sebesar 6,5%. Prediksi melambatnya kinerja turut dipengaruhi belum jelasnya arah perang dagang dengan AS.
"Ke depannya, tantangan kebijakan utama China adalah mengelola hal-hal yang terkait dengan perdagangan sembari menjaga upaya membatasi risiko finansial," papar Bank Dunia dalam pernyataan resmi, seperti dilansir Reuters, Kamis (20/12/2018).
Dalam laporannya, Bank Dunia menyatakan pertumbuhan ekonomi China masih akan mendapat dorongan terbesar dari konsumsi dalam negeri. Hal ini terjadi di tengah melemahnya pertumbuhan kredit yang kemudian membebani investasi, melambatnya permintaan global, serta tingginya tarif impor yang ditetapkan AS terhadap produk-produk dari China.
Untuk menstimulasi ekonomi, China dinilai dapat memfokuskan kebijakan fiskal terhadap konsumsi rumah tangga dibandingkan infrastruktur publik.
Dalam beberapa bulan terakhir, Beijing telah mengumumkan sejumlah strategi untuk mendorong ekonomi, termasuk kembali menurunkan cadangan perbankan untuk mengerek kredit, memotong pajak, dan berbagai langkah lain untuk mempercepat pembangunan proyek infrastruktur.
Sebelumnya, IMF juga sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada 2019 dari 6,4% menjadi 6,2%.