Bisnis.com, KARAWANG - Kelebihan kapasitas proyek Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa 1 berpotensi dimanfaatkan untuk kebutuhan industri.
FSRU yang terintegrasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 tersebut memiliki kapasitas sebesar 400 MMscfd. Dibangunnya FSRU Jawa-1 ini tak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gas PLTGU Jawa-1.
Direktur Pengadaan Strategis PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso mengatakan, kebutuhan gas untuk mengoperasikan pembangkit yang berkapasitas 1.760 megawatt (MW) hanya mencapai 16 kargo per tahun atau setara dengan 160 BBTUD. Kebutuhan tersebut hanya akan memakan 60% dari kapasitas total FSRU Jawa 1. Sehingga ada kelebihan kapasitas FSRU yang tidak digunakan.
Tidak menutup kemungkinan, kata Iwan, kelebihan kapasitas tersebut dapat dimanfaatkan untuk utilisasi yang lebih tinggi, seperti memenuhi kebutuhan industri lainnya.
"Kalau dari kapasitas FSRU memang lebih jadi ini satu kelebihan. Toll fee ini juga kompetitif bila dimanfaatkan utilisasi lebih tinggi lagi," ujar Iwan di Karawang, Rabu (19/12/2018).
"Pasarnya terserah, kalau PLN butuh ya PLN. Kalau mungkin Pertamina dan PGN juga pasarkan untuk industri, itu bisa dimanfaatkan."
Sementara itu, Ginanjar, President Director PT Jawa Satu Power, menuturkan kapasitas yang dijamin dibayar PLN (skema take or pay) dalam kontrak FSRU Jawa 1 memang hanya sebesar 60% dari total kapasitas. Namun, pihaknya bisa menyediakan jasa penyimpanan dan regasifikasi hingga 92% dari kapasitas total.
"Saya sediakan 92% kapasitas kalau dipakai semua terimakasih saya. Kalau PLN pakai melebihi 60%, pasti kan narik LNG lagi, kami juga akan dibayar sesuai kapasitas," katanya.
Terkait penggunaan untuk kepentingan lain, Ginanjar berujar hal tersebut menjadi kewenangan PLN sebagai offtaker.
"PLN sedang diskusi dengan tim LNG Pertamina. [Bisnis] ini muter aja di BUMN," katanya.
Adapun pasokan gas alam cair atau LNG untuk PLTGU Jawa 1 akan dipenuhi dari Lapangan Tangguh yang dikelola British Petroleum (BP).