Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan rasio kewirausahaan Indonesia menunjukkan peningkatan ke level 3,1%. Meski demikian, masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mendorong perkembangan sektor ini.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan ada dua poin penting untuk membantu meningkatkan rasio kewirausahaan. Pertama, kemudahan perizinan usaha di level pemerintahan daerah.
"Banyak dari mereka yang menunda membangun usaha karena perizinannya butuh waktu yang lama. Ini kasus di daerah, walaupun di pusat sudah terjadi banyak sekali reformasi perizinan," paparnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (18/12/2018).
Kedua, bagaimana pemerintah melalui dunia pendidikan dapat mencetak lulusan yang memiliki pola pikir untuk membangun usaha.
"Bagaimana caranya dari dunia pendidikan, ya perguruan tinggi, kemudian sekolah-sekolah vokasi, itu tidak hanya mencetak karyawan yang siap kerja tetapi juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru," tutur Bhima.
Saat ini, lanjutnya, memang sudah ada program inkubasi untuk startup. Namun, akan lebih baik jika upaya mendorong minat menjadi wirausahawan dilakukan sedini mungkin.
Apalagi, di tengah revolusi industri 4.0. yang sedang terjadi, dibutuhkan orang-orang yang melek digital.
"Maka, fasilitas pendampingan kewirausahaan itu sudah ada sejak SMA kalau perlu. Tidak hanya diajarkan untuk menjadi karyawan. Artinya, fasilitas digital, dari mulai penyediaan teknologi untuk pelatihan, kemudian balai latihan kerja," tambah Bhima.
Balai latihan kerja yang ada pun diharapkan dapat lebih adaptif terhadap teknologi canggih dan mampu memberikan pendampingan terkait e-commerce.