Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Semen Indonesia mencatat konsumsi semen nasional pada November 2018 hanya tumbuh 1,5% secara tahunan atau melorot dibandingkan dengan kenaikan pada Oktober yang mencapai 5%.
Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), menuturkan konsumsi semen pada bulan lalu berada jaug di bawah bulan sebelumnya. Kondisi ini diperkirakan kembali terjadi pada pada Desember ini.
“Konsumsi semen nasional tidak seperti yang diharapkan dapat tumbuh di atas 7%. Seperti pada September dan Agustus [lalu],” terang Widodo, Kamis (13/12).
Menurut Widodo, rendahnya konsumsi semen ini tidak terlepas dari kondisi cuaca. Hujan dengan curah tinggi sering terjadi sepanjang November dan diperkirakan semakin tinggi pada bulan ini sehingga mengganggu permintaan.
Faktor lain, ujarnya, adalah tingginya konsumsi semen pada November 2017 yang digunakan sebagai pembanding. Kala itu konsumsi tumbuh hingga 10% secara tahunan. Rekor penjualan ini dirasakan sulit ditembus dengan hasil yang lebih baik.
“Total konsumsi pada November [2018] mencapai 6,56 juta ton hanya naik 1,5% . Sementara itu, total konsumsi Januari sampai November 2018 sebesar 63,43 juta ton. Masih tumbuh lumayan 4,9%,” katanya.
Dia menyebutkan, jika dibedah per kawasan, konsumsi semen pada November 2018 tertolong oleh meningkatnya permintaan di Pulau Sulawesi sebesar 9,9% secara tahunan menjadi 543.000 ton.
“Sedangkan di Indonesia Timur seperti Maluku dan Papua mengalami kenaikan, tetapi belum sagnifikan [di bawah 1%]. Hanya di Sulawesi kenaikan cukup tajam hampir 10 %,” katanya.
Pulau Jawa dengan penduduk terbesar di Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan 1,7% menjadi 3,62 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“[Rendahnya pertumbuhan di Pulau Jawa] akibat terjadi penurunan yakni di DKI Jakarta yang mencapai turun 17%,” katanya.
Konsumsi semen yang menurun juga terjadi di Pulau Sumatra. Pulau dengan penduduk terbesar kedua di Indonesia itu hanya menyerap 1,36 juta ton pada bulan lalu atau turun tipis 1,1% secara tahunan.
“Perkiraan 2018, dengan Desember masih [memiliki] curah hujan yang meningkat, makin tajam [penurunan konsumsi], maka total konsumsi [nasional] 2018 kurang lebih hanya [tumbuh] sekitar 4% saja,” katanya.