Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ISEF 2018: Peta Jalan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren Ditunggu

Pemberdayaan ekonomi pesantren memiliki nilai strategis untuk meneguhkan fondasi ekonomi syariah, sehingga perlu ada peta jalan dan implementasi pemberdayaan ekonomi pesantren. 
JIBI/Azizah Nur Alfi
JIBI/Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, SURABAYA - Pemberdayaan ekonomi pesantren memiliki nilai strategis untuk meneguhkan fondasi ekonomi syariah, sehingga perlu ada peta jalan dan implementasi pemberdayaan ekonomi pesantren.

Kepala Badan Litbang Serta Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Abdurrahman Mas'ud mengatakan, asal usul dunia pesantren tidak dapat dipisahkan dari kemandirian ekonomi.

"Secara historis, Tebuireng, pesantren tua di Jawa Timur, di mana KH Hasyim Asy'ari berhadapan dengan industri Belanda. Walisongo, yang menjadi kiblat utama dunia pesantren, terkenal sebagai saudagar yang berhasil dengan dakwahnya yang damai dan bisa dirasakan sampai saat ini," katanya saat memberikan sambutan dalam penyelenggaraan Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2018, pada Selasa (11/12/2018).

Abdurrahman yang membacakan sambutan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan, sistem keuangan syariah memiliki potensi besar. Di sisi lain, persoalan kesejahteraan masyarakat tidak hanya soal pertumbuhan ekonomi, tetapi juga akses pemerataan dan keadilan kepada kaum duafa.

Untuk itu, pemantapan fondasi ekonomi syariah perlu ditopang dengan keadilan masyarakat melalui instrumen zakat dan wakaf sebagai instrumen keuangan umat Islam. Pemberdayaan ekonomi pesantren dipandang memiliki nilai strategis dan menjadi agen of change dalam pembangunan bangsa yang mandiri dan berkedaulatan.

"Kementerian Agama mengapresiasi dukungan kerja sama Bank Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi pesantren," imbuhnya.

Dia mengatakan, Kementerian Agama telah menjalankan sejumlah program pemberdayaan ekonomi pesantren. Namun, perlu ada sinergi dan kolaborasi agar pemberdayaan ekonomi pesantren agar dapat memberikan dampak lebih luas, masif dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, perlu ada kerangka kerja berupa peta jalan dan implementasi pemberdayaan ekonomi pesantren. Upaya yang sistematis dan berkelanjutan perlu dilakukan untuk memperluas partisipasi masyarakat.

"Program pemberdayaan ekonomi pesantren harus menciptakan ekonomi produktif sesuai dengan minat para santri, serta menciptakan akses pendapatan pondok pesantren, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya. Itulah gambaran fastabiqul khairat yang diharapkan," katanya.

Dalam menutup sambutannya, dia mengutip gagasan pemikiran ulama besar, Mohammad Natsir, bahwa masjid, pesantren, dan kampus adalah tiga pilar penting dalam pembangunan umat yang harus diberdayakan dan saling kerja sama satu sama lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Anggi Oktarinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper