Bisnis.com, JAKARTA — Panjang jalan tol dengan konstruksi melayang diyakini bakal bertambah hampir sepuluh kali lipat dalam beberapa tahun mendatang.
Kepadatan lalu lintas di wilayah perkotaan menjadi pendorong badan usaha untuk membangun jalan tol layang.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol yang dihimpun Bisnis.com, jalan tol layang yang saat ini beroperasi tercatat 38,10 kilometer terdiri atas ruas tol Wiyoto Wiyono, Bogor Ring Road seksi 2B, dan dua seksi ruas Bekasi—Cawang—Kampung Melayu.
Jalan tol layang akan bertambah panjang berkat tambahan sedikitnya sembilan proyek baru. (Lihat ilustrasi)
Direktur PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) Danni Hasan mengatakan bahwa pembangunan jalan tol layang menjadi opsi yang menarik seiring dengan volume kendaraan yang makin padat, terutama di wilayah perkotaan.
Baca Juga
Dengan konstruksi layang, kebutuhan lahan menjadi minimal sehingga waktu pelaksanaan proyek bisa diprediksi lebih akurat.
"Di kota-kota di dunia, opsi [pembangunan infrastruktur] itu ke atas atau ke bawah. Kalau ke atas, itu cenderung highway," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (27/11).
Kepadatan lalu lintas juga menjadi salah satu alasan Nusantara Infrastructure untuk membangun jalan tol Pettarani di Makassar.
Danni mengatakan bahwa cucu usaha perseroan, yakni PT Bosowa Marga Nusantara telah memulai konstruksi jalan tol layang tersebut dengan progres per 18 November 2018 sebesar 5,40%.
Proyek yang menelan investasi Rp2,20 triliun itu diharapkan bisa rampung pada Agustus 2020.
Selain jalan tol Pettarani, META juga terlibat dalam rencana pembangunan jalan tol layang Cikunir—Ulujami atau JORR III dan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR).
Izin prakarsa JORR III, katanya, diharapkan bisa diperoleh pada tahun ini, sedangkan prakarsa BIUTR menyusul.
Sementara itu, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) pada tahun ini juga berupaya memulai pembangunan jalan tol Harbour Road 2 sepanjang 9,53 km yang merupakan penambahan ruang lingkup jalan tol Wiyoto Wiyono.
Direktur Utama CMNP Tito Sulistio mengatakan Harbour Road 2 akan menjadi tol susun ganda atau double decker pertama di Indonesia karena dibangun di atas jalan tol yang sudah ada.
"Kami sudah menunjuk kontraktornya. Kami ingin segera dibangun tahun ini sehingga bisa selesai 2020 atau 2021," jelas Tito.
Di Bandung, CMNP juga bersiap membangun jalan tol layang sepanjang 14,30 km. Proyek tol bernama North South Link (NSL) Bandung ini merupakan penambahan ruang lingkup ruas Soreang—Pasir Koja (Soroja).
Menurut Tito, studi pembangunan jalan tol dalam Kota Bandung sudah dimulai sejak 2013.
Dia optimisits keberadaan jalan tol bisa mengurai kemacetan di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat tersebut. Tahap konstruksi NSL Bandung dijadwalkan berlangsung pada Maret—April 2019 dan rampung pada 2021.