Bisnis.com, JAKARTA –The 4th Intergovermental Review Meeting on the Implementation of the Global Programme of Action for the Protection of the Marine Environment from Land-Based Activities (IGR-4) yang akan dilaksanakan di Nusa Dua Bali pada 31 Oktober hingga 1 November 2018 akan mengusung tiga agenda utama.
Ketiga agenda utama dalam IGR4 antara lain pengkajian ulang pelaksanaan Global Programme of Action for the Protection of the Marine Environment from Land-based Activities (GPA) periode 2012-2017 sebagai mandat Manila Declaration.
Kedua, menyusun kebijakan masa depan GPA periode 2018-2022, dan terkahir program kerja GPA periode 2018-2022 yang dilaksanakan melalui Coordination Office.
''Kita akan buktikan komitmen sekaligus kepemimpinan Indonesia dalam IGR 4 ini nantinya mampu menghasilkan kesepakatan positif bagi masa depan dunia, terutama mengatasi masalah polusi laut,'' kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya Bakar seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (29/10/2018).
Siti sebagai Ketua Forum akan memimpin berbagai sidang guna menghasilkan berbagai kesepakatan baru antar negara. Ketua dan tiga Wakil Ketua akan dipilih sesuai prosedur UNEP pada sidang sesi pertama Rabu (31/10) pagi mendatang.
''Hasil-hasil kesepakatan IGR-4, akan dituangkan dalam deklarasi Bali sebagai dukungan nyata perlindungan dan pelestarian lingkungan laut global, terutama dari masalah sampah plastik,'' Kata Siti,.
IGR-4 merupakan agenda lima tahunan badan dunia PBB bidang lingkungan atau UNEP. Tema yang diangkat IGR 4 tahun ini adalah yakni “Pollution in Ocean and Land Connection
IGR 4 tahun ini akan dihadiri para Menteri Lingkungan Hidup dari berbagai negara di dunia. Sekitar 89 delegasi negara, dengan sekitar 400 pejabat pemerintah.
Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah, setelah pertemuan IGR ke-1 diselenggarakan di Montreal, Kanada pada tahun 2001, pertemuan IGR ke-2 di Beijing, China tahun 2006, dan pertemuan IGR ke-3 di Manila, Phillippina pada tahun 2012 dengan hasil berupa Manila Declaration.
Beberapa Menteri delegasi IGR4 saat ini sudah berada di Indonesia. Diantaranya Menteri Lingkungan Tuvallu, Mackenzie Kiritome, dan Menteri Lingkungan Hidup Republik Kongo yang juga menjabat sebagai Menteri Pariwisata, Arlette Soudan-Nonault.
Menteri Arlette bahkan langsung memanfaatkan waktu sebelum pembukaan IGR 4 dengan mengunjungi Kalimantan Barat untuk melihat langsung langkah-langkah nyata perlindungan gambut di Indonesia.
Selain ke Kalbar, Menteri Arlette bersama dengan pejabat Republik Kongo, dan Direktur eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP) Erik Solheim, akan menghadiri soft launching Pusat Gambut Tropis Internasional di Bogor, pada Selasa (30/10/2018).
''Ini juga menjadi bukti apresiasi dunia atas berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam komitmen perubahan iklim, mewujudkan pembangunan inklusif dan berkelanjutan,'' tutup Menteri Siti.