Bisnis.com, MANGUPURA—Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018 di Bali dinilai membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha UMKM karena banyak produk usaha kecil yang dihasilkan dipesan untuk dijadikan oleh-oleh bagi delegasi. Tidak hanya itu, kedatangan sekitar 34.300 orang delegasi hingga panitia akan mampu secara massif menggerakkan perekonomian Bali.
Direktur Eksekutif Bali Business Network, Abdi Negara menilai hajatan oleh pelaku jasa keuangan seluruh dunia ini akan menjadi penggerak perekonomian daerah di tengah kondisi lesunya perekonomian secara umum yang dirasakan oleh pelaku usaha kecil dan menengah terutama produsen berbagai jenis barang-barang seni dan aksesoris.
“Secara khusus sektor handycraft terimbas langsung, dan secara umum industri hospitality dan consumer goods terdorong cukup siginifikan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (8/10/2018).
Abdi mengharapkan event ini mampu mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi Bali. Pasalnya, setelah gelaran Annual Meeting IMF-WBG 2018, Bali memasuki masa high season mulai pertengahan November hingga awal Januari mendatang.
“Jika tetap pada pertumbuhan ekonomi saat ini, tentu masyarakat akan merasakan dampaknya terutama pada perlambatan ekonomi secara menyeluruh dan bisa saja hal tersebut berimbas pada tidak bergeraknya sektor ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Selain gelaran tahunan dan dilanjutkan high season, gaubernur baru selaku pemimpin daerah juga diharapkan mampu melakukan terobosan-terobosan di sektor ekonomi.
Khususnya, lanjut dia pada bagaimana memaksimalkan belanja daerah melalui APBD untuk mendorong ekonomi masyarakat, menggerakan sektor consumer goods dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk mengurangi dampak ekonomi dan sosial yang bisa terjadi.
“Pemerintah Daerah harusnya lebih berperan aktif dan mau membuka diri dengan dialog dan tukar pemikiran serta ide dengan komponen pelaku usaha dan masyarakat, untuk merancang program yang tepat sasaran di sektor ekonomi dan bisnis,” tuturnya.