Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Cerita Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto Tentang Batik

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai batik bukan lagi objek industri yang pasif, batik hidup dan jadi bagian dari berbagai lini kehidupan masyarakat Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan kata sambutan pada musyawarah anggota tahunan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) 2018 di Jakarta, Rabu (1/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan kata sambutan pada musyawarah anggota tahunan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) 2018 di Jakarta, Rabu (1/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai batik bukan lagi objek industri yang pasif, batik hidup dan jadi bagian dari berbagai lini kehidupan masyarakat Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Airlangga dalam acara peluncuran boneka Barbie dengan balutan busana batik di Plaza Indonesia, Jakarta. Acara tersebut bertepatan dengan hari batik nasional yang jatuh pada Selasa (02/10/2018).

Airlangga menyampaikan bahwa batik bukan sekadar objek yang diindustrialisasi atau objek pasif. Batik terus digaungkan sebagai identitas masyarakat Indonesia.

"Tapi [batik] jadi sesuatu yang hidup di masyarakat, dilihat dari penggunaannya dalam mainan. Batik [juga] digunakan dalam merchandise," tutur Airlangga.

Industrialisasi batik dinilai Airlangga sebagai sesuatu yang penting, namun ia menekankan bahwa nilai-nilai dari kain batik dan proses membatik perlu dipahami masyarakat. Ia menuturkan bahwa filosofi di balik setiap desain batik perlu dipahami.

Industrialisasi batik sendiri dapat bergerak dalam berbagai lini. Airlangga mengapresiasi produk boneka berbalut busana batik tersebut sebagai salah satu langkah menyentuh segmen anak-anak.

"Batik sebagai salah satu indigenous industry, asli Indonesia. Batik bukan hanya sebagai pakaian resmi, tapi bagian dari pendidikan anak-anak Indonesia," tutur Airlangga.

Ia pun menyatakan bahwa industri batik dapat menjadi pionir digitalisasi dalam mengembangkan industri berbasis kebudayaan. Hal tersebut menurutnya sejalan dengan rencana menuju industri 4.0.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper