Bisnis.com, JAKARTA--Konsultan Desain Agam Riadi mengatakan pengembangan konsep hunian rumah pintar di Indonesia masih memiliki kendala sehingga perkembangannya tidak semaju beberapa negara luar. Pengaplikasian konsep rumah pintar, katanya, masih sebatas aplikasi dasar dan standar berbeda dengan negara-negara lain yang telah mengaplikasikan konsep smart home lebih canggih, seperti Korea Selatan.
"Salah satu kendalanya adalah masyarakat Indonesia yang relatif belum memiliki pemikiran terbuka tentang kebutuhan teknologi di hunian karena terkendala infrastrukturnya juga," ujar Agam kepada Bisnis.com, Senin (1/10/2018).
Dia mengatakan masih banyak konsumen yang menolak untuk menggunakan konsep smarthome karena khawatir dengan permasalahan listrik di Indonesia yang kerap terjadi gangguan atau pemadaman berjangka.
Selain itu, infrastruktur Indonesia belum cukup melampaui negara-negara luar terkait penyediaan internet of things, karena pemakaian konsep smarthome juga mendasar pada penggunaan koneksi internet.
Walaupun demikian, Agam mengatakan permintaan desain rumah berkonsep smarthome juga ramai dengan pasar bersegmentasi menengah ke atas terutama yang memiliki tempat tinggal di apartemen.
"Karena kendala lainnya konsep smart home adalah masyarakat Indonesia yang menggunakan asisten rumah tangga, sehingga penggunaan smart home diaplikasikan di ruangan tertentu saja yang sifatnya lebih private," ujar Agam.
Baca Juga
Permintaan lebih banyak di Apartemen, lanjutnya, karena penggunaan jasa asisten rumah tangga yang hanya dalam kala tertentu, berbeda dengan rumah tapak yang menggunakan jasa asisten rumah tangga setiap hari, bahkan tinggal dalam satu atap.