Bisnis.com, SINGAPURA - Schneider electric sebagai perusahaan manajemen energi dan automasi listrik akan terus melanjutkan investasinya di Indonesia pada tahun-tahun mendatang. Hal ini diungkapkan oleh Country President Schneider Electric Indonesia, Xavier Denoly disela-sela acara Innovation Summit di Singapura.
Xavier juga mengakui pangsa pasar Indonesia yang mempunyai penduduk besar menyediakan banyak celah untuk masuk ke segala lini karena peluang yang tersedia sangat banyak.
Ada beberapa tempat sudah diidentifikasi oleh tim Schneider yang bakal dijadikan tempat untuk berinvestasi termasuk di Pulau Papua.
"Tentu kita akan terus melakukan investasi di Indonesia tapi kita akan penuh perhitungan supaya agar kita tidak merugi. Kita telah mengidentifikasi ada beberapa kota yang potensial untuk kita, dan itu ada di mana-mana tapi kebanyakan ada di Pulau Jawa, pengembangan juga termasuk di Papua," terang Xavier, Jumat (21/9/2018).
Penetrasi Schneider dalam menerapkan teknologinya di Indonesia sudah merambah di berbagai bidang mulai dari dunia industri makanan dan minuman hingga rumah sakit.
"Di Jakarta kita sudah bekerjasama dengan PLN untuk mengaplikasikan teknologi yang bisa mengembalikan daya dengan cepat ketika ada problem seperti bencana alam, kita menamakan proyek zero downtown. Selain itu, Schneider juga sudah menerapkan teknologinya di bidang kesehatan dalam dua tahun terakhir ini dan sangat sukses."
Pabrik Schneider di Batam saat ini juga sudah mempunyai teknologi terkini. Hanya ada dua pabrik di Asia yang dipilih Schneider yang terkoneksi antara building management, IT dan industri.
"Schneider sudah memilih, dari 200 pabrik di beberapa negara, dua tahun lalu kemudian terpilih 10 negara pilihan untuk mengembangkan pabrik yang sesuai dengan teknologi kita termasuk di Batam dan China," ujar Chris Avrain, Commercial Development Industrial Automotion Schneider Electric.
"Pabrik di batam ada tiga dan pengembangan ini bukan hanya untuk lima atau 10 tahun, oleh karena itu banyak terjadi diskusi antar departemen apa yang terpenting untuk dikembangkan."
"Alasan utama kita memilih batam selain sudah assessment karena lebih banyak tenaga kerja dibanding pabrik yang ada di Filipina, Thailand bahkan Malaysia. Kita ingin memadukan ketiga pabrik ini untuk memproduksi semi konduktor."