Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak enam perusahaan akan melakukan survei pendahuluan dan eksplorasi panas bumi di delapan lokasi dengan total investasi mencapai US$146,98 juta.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan delapan wilayah penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi (WPSPE) panas bumi dengan total investasi senilai US$146,98 juta.
Penyerahan surat penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi dilakukan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan kepada pengembang panas bumi dalam acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2018.
Ida Nuryatin Finahari, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, mengatakan bahwa investasi subsektor panas bumi sepanjang semester I/2018 ini telah mencapai US$643 juta atau 52,96% dari target tahun ini US$1,2 miliar.
"Kami tetapkan delapan PSPE, setiap proyek akan investasi sekian. Tentunya begitu kami tetapkan delapan ini dan dijalankan akan menambah investasi kita," ujarnya dalam konferensi pers IIGCE di Jakarta, Kamis (6/9).
Dalam penetapan penugasan survei tersebut, PT Star Energy mendapatkan penugasan dua wilayah, yakni Gunung Hamiding di Maluku Utara dengan rencana investasi senilai US$23,69 juta dan Suoh Sekincau Selatan di Lampung dengan rencana investasi US$15,53 juta.
PT Hitay Energy juga mendapatkan dua penugasan survei, meliputi wilayah Tanjungsakti di Sumatra Selatan dan Geureudong di Aceh dengan rencana investasi masing-masing US$6,18 juta dan US$29,25 juta.
PT EDC Indonesia mendapatkan penugasan untuk Graho Nyabu yang masuk dalam wilayah Provinsi Jambi dan Bengkulu. Rencana investasinya adalah sebesar US$10,06 juta.
PT Optima Nusantara Energi untuk penugasan survei Simbolon Samosir di Sumatra Utara dengan rencana investasi senilai US$39,5 juta. PT Sumbawa Timur Mining untuk PSPE Hu'u Daha di Nusa Tenggara Barat dengan rencana investasi senilai US$11,57.
Terkahir, PT ORMAT Geothermal Indonesia mendapatkan PSPE Klabat Wineru yang terletak di Sulawesi Utara dengan rencana investasi senilai US$11,19 juta.