Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Argentina Naikkan Pajak Ekspor Pertanian, Petani Berpotensi Tunda Penjualan

Merespons kebijakan baru pemerintah yang telah menaikkan pajak ekspor sekitar 10% terhadap produk biji-bijian pada Senin (3/9/2018), petani Argentina berpotensi menunda penjualan gandum dan menanam lebih sedikit jagung pada tahun ini. 

Bisnis.com, JAKARTA - Merespons kebijakan baru pemerintah yang telah menaikkan pajak ekspor sekitar 10% terhadap produk biji-bijian pada Senin (3/9/2018), petani Argentina berpotensi menunda penjualan gandum dan menanam lebih sedikit jagung pada tahun ini. 

Sebelumnya, Pemerintahan Macri pada awal pekan ini mengumumkan bahwa pajak sebesar empat peso per dolar AS akan diberlakukan untuk pengiriman gandum dan jagung, atau setara dengan kenaikan pajak ekspor sekitar 10%.

David Hughes, Petani dan Direktur di Kamar Industri Gandum Argentrigo, menyebutkan bahwa langkah yang diambil pemerintah tersebut akan membuat petani duduk sejenak dan mengukur ulang seberapa banyak produk biji-bijian yang akan mereka tanam ke depannya. 

Selain itu, dia menambahkan, petani juga berpeluang mengurangi penjualan gandum sambil mengukur pergerakan nilai peso Argentina.

“Petani akan ‘bermain’ dengan nilai tukar,” katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (4/9/2018).

Adapun Argentina merupakan eksportir terbesar untuk produk jagung dan kacang kedelai di dunia. 

Selain itu, Argentina juga merupakan eksportir utama untuk produk soymeal (yang digunakan untuk pakan ternak) dan soyoil (minyak kedelai), yang juga digunakan untuk membuat produk bahan bakar hayati (biofuel), serta pemasok gandum terutama ke Brazil.

Kendati pertani yang berusaha mengambil untung dari penjualan gandum ketika nilai peso melemah akan menahan ekspornya, namun setidaknya petani tersebut tetap akan menjual sedikit dari pasokannya untuk membeli bibit dan input untuk menanam tanaman utama, kacang kedelai, pada Oktober.

Adapun pajak ekspor sebesar 25,5% yang dikenakan untuk produk kacang kedelai telah dikurangi pada Senin (3/9/2018) menjadi 18%. Begitu pula pajak untuk pengiriman internasional soyoil dan soymeal menjadi 23%.

Namun, ketiga produk tersebut kini diberlakukan tarif tambahan sebesar 4 peso per dolar AS.

“Hal ini merupakan berita buruk untuk petani. Mereka [pemerintah] sama sekali tidak berdiskusi dengan kami [petani] dan mengumumkan kebijakan yang telah dipastikan,” kata Dardo Chiesa, Kepala Kelompok Petani CRA.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper