Bisnis.com, PADANG – Pemprov Sumatra Barat meminta manajemen PT Garuda Indonesia melakukan penyesuaian harga tiket pesawat, sehingga selisih harga tiket ke Padang dibandingkan dengan tujuan ke daerah lain menjadi lebih seimbang.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebutkan harga tiket Garuda Indonesia rute Jakarta – Padang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga tiket penerbangan Jakarta ke provinsi tetangga seperti Riau dan Jambi.
“Kami sudah beberapa kali menyurati manajemen Garuda Indonesia, supaya hal ini [ketimpangan harga tiket] menjadi pertimbangan,” ujarnya.
Menurutnya, dengan harga tiket pesawat yang tinggi, sulit bagi daerah untuk mengembangkan potensi wisatanya sebab wisatawan akan berpikir ulang untuk datang karena mahalnya harga tiket.
Selain itu, harga tiket Garuda menjadi patokan bagi maskapai lainnya untuk menetapkan harga tiket. Dengan demikian, jika tiket Garuda naik, maskapai lainnya ikut menaikkan harga jual tiket.
Irwan mengungkapkan harga tinggi tiket pesawat ke Padang tidak hanya terjadi saat momen Lebaran, tetapi juga pada hari biasa pun, ada kecenderungan tersebut.
“Kami memahami ada supply dan demand yang menjadi dasar penetapan harga. Namun, perlu ada kebijakan agar semua pihak diuntungkan,” ujarnya.
Apalagi, tambahhnya, pariwisata adalah andalan Sumbar untuk meningkatkan perekonomian daerah termasuk di dalamnya akses transportasi udara yang memadai guna pengembangan potensi itu.
Namun, jika harga tiket pesawat tetap mahal, pengembangan potensi wisata daerah juga akan terhambat, karena sulitnya mendatangkan wisatawan.
Nicodemus Panarung Lampe, Direktur Palayanan Garuda Indonesia mengatakan salah satu cara untuk menyesuaikan harga tiket adalah dengan menambah frekuensi penerbangan. “Misalnya, selama ini penerbangan Jakarta – Padang tujuh kali sehari, ditambah jadi delapan kali, secara otomatis harga tiekt lebih murah.”
Adapun, perusahaan plat merah tersebut mengoperasikan rute baru Padang – Palembang yang akan dilayani empat penerbangan dalam sepekan.
Rute yang menghubungkan Sumatra Barat dan Sumatra Selatan itu akan dilayani armada ATR 72-600 dengan kapasitas 72 penumpang.