Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN DARI TOKYO: Hasnur Jaya Incar Pertumbuhan Bisnis Hingga 30%

Perusahaan multisektor asal Kalimantan Selatan Hasnur Group melalui anak usahanya PT Hasnur Jaya International menargetkan kinerja perseroan pada tahun ini tumbuh 20%—30% dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu.
Hasnur Group melalui anak usaha PT Hasnur Jaya Internasional dan Itochu Corporation melakukan penandatanganan penambahan jual-beli batu bara dari 1,5 juta ton menjadi 2 juta ton pada tahun ini. Penandatanganan diwakili oleh Etsuo Kiyota, Deputy General Manager Coal & Nuclear Fuel Department Metal and Mineral Resources Division, Itochu Corporation dan Hendra Santoso,Direktur PT Bhumi Rantau Energi (anak usaha Hasnur Jaya International) dilakukan di kantor Itochu, pada Jumat (24/8/2018). (Nurbaiti/Bisnis)
Hasnur Group melalui anak usaha PT Hasnur Jaya Internasional dan Itochu Corporation melakukan penandatanganan penambahan jual-beli batu bara dari 1,5 juta ton menjadi 2 juta ton pada tahun ini. Penandatanganan diwakili oleh Etsuo Kiyota, Deputy General Manager Coal & Nuclear Fuel Department Metal and Mineral Resources Division, Itochu Corporation dan Hendra Santoso,Direktur PT Bhumi Rantau Energi (anak usaha Hasnur Jaya International) dilakukan di kantor Itochu, pada Jumat (24/8/2018). (Nurbaiti/Bisnis)

Bisnis.com, TOKYO – Perusahaan multisektor asal Kalimantan Selatan Hasnur Group melalui anak usahanya PT Hasnur Jaya International menargetkan kinerja perseroan pada tahun ini tumbuh 20%—30% dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu.

Direktur Keuangan Hasnur Group Syamsul Bachri Djadi mengatakan bahwa pada tahun lalu Hasnur Jaya International (HJI) berhasil mengantongi pendapatan dari penjualan sebesar Rp1,9 triliun dengan laba bersih Rp350 miliar.

Sementara itu, aset HJI yang memiliki dua anak usaha tambang, yakni PT Energi Batubara Lestari dan PT Bhumi Rantau Energi ini mencapai Rp3 triliun hingga akhir 2017.

“Targetnya hingga akhir tahun ini, kinerja HJI baik dari penjualan, laba bersih, maupun aset bisa naik rata-rata 20%—30%. Dalam 2 tahun—3 tahun ke depan pun mungkin tidak akan jauh berbeda,” ujarnya.  

Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, akan diiringi dengan sejumlah aksi perseroan, termasuk dengan meningkatkan produksi batu bara.

Dari segi produksi batu bara, Syamsul menambahkan, perseroan menargetkan produksi dari dua anak usaha tambang tersebut bisa mencapai 12 juta ton pada tahun ini.

“Semester I/2018, pendapatan perseroan telah mencapai Rp1,1 triliun, dengan laba bersih sekitar Rp200 miliar,” tuturnya.

PT Energi Batubara Lestari diketahui memiliki cadangan batu bara sebanyak 80 juta metrik ton, sedangkan PT Bhumi Rantau Energi memiliki cadangan 200 juta metrik ton, yang berlokasi di Rantau, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Selain itu, juga terdapat beberapa proyek batu bara yang saat ini sudah dalam tahapan eksplorasi.

Tak hanya itu, HJI juga memiliki anak usaha terminal khusus batu bara yang terletak di Sungai Putting dan Sungai Salai, Kalimantan Selatan, serta pelabuhan khusus di Pendang, Kalimantan Tengah.

PACU EKSPOR

Terkait dengan kegiatan ekspor, General Manager Sales Marketing PT Bhumi Rantau Energi Adrian Jusran mengatakan bahwa saat ini perseroan mengekspor 45% batu baranya ke beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, China, India, dan Spanyol.

Sementara itu, sebesar 55% produksi dijual di pasar domestik, terutama untuk memenuhi kebutuhan pembangkit PLN dan pabrik semen.

Untuk tahun ini, kata Adrian, HJI sudah melakukan kontrak penjualan batu bara dengan beberapa konsumen global, di antaranya dengan Itochu Corporation, Mitsui & Co.Ltd., Endesa-Spanyol.

Kontrak dengan Itochu, jelasnya, sudah berlangsung sejak 2012—2021 yang merupakan umbrella agreementsebanyak 21 juta ton.

Sementara itu dengan Mitsui, kontraknya berlangsung sejak akhir 2016—2012 dengan total sebanyak 4,5 juta ton batu bara, setelah adanya penambahan 3 juta ton pada 2018.

“Rencana tahun depan itu [2019], ekspor selain ke konsumen yang sudah ada, juga nantinya ke Slovenia 150.000 ton dan Chile 360.000 ton,” tuturnya.

Perluasan pasar ekspor itu, menurut Direktur PT Bhumi Rantau Energi Hendra Santoso, merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memperluas portofolio perseroan. “Kami tidak mau fokus di China saja, biar portofolionya juga menyebar. Selama ini ekspor ke China sekitar 15%—20% dari kuota keseluruhan, tetapi tahun depan bisa lebih kecil lagi,” ujarnya.

Hasnur Group merupakan perusahaan keluarga yang berdiri pada 1966. Semula, perusahaan ini bergerak di bidang angkutan sungai tradisional yang mengangkut kayu gelondongan di sepanjang sungai Barito menuju Banjarmasin.

Saat ini, Hasnur Group memiliki lima lini bisnis, yaitu, kehutanan, pertambangan, perkebunan, pelayanan—pada sektor properti, penyediaan jasa transportasi, penyewaan angkutan, dan informasi dan telekomunikasi—dan media.

Dari lima Strategic Business Unit (SBU) tersebut, total anak usaha Hasnur Group saat ini mencapai 57 perusahaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurbaiti
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper