Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian berencana menggenjot produksi lengkeng dengan meningkatkan luas tanam menjadi 1.500 hektare yang berisi 300.000 pohon.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan peningkatan produksi lengkeng akan dikembangan dengan memperhatikan keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah, bahkan harus dikelola secara komprehensif dari hulu hingga hilir.
Suwandi mengungkapkan pasar buah lengkeng ini terbuka lebar, produksinya 2017 baru 10.100 ton dengan luas panen 638 hektare (ha). Nantinya, luas tanam akan dipacu menjadi 1.500 ha. Adapun, pada 2018 sudah didistribusikan 50.000 bibit lengkeng.
“Jawa Tengah merupakan sentra lengkeng terbesar, dengan 167.000 pohon dengan jenis lengkeng Batu, Selarong, Pingpong, Diamond River, Itoh, Mutiara Poncokusumo dan Kateki,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (23/8).
Lokasi sentra lengkeng di Jawa Tengah tersebar di Semarang, Blora, Karanganyar, Klaten, Jepara, Temanggung, Wonogiri, Magelang, dan Sragen.
Menurut Suwandi, lengkeng merupakan buah dengan banyak manfaat. “Mari mengonsumsi buah lokal. Kandungan karbohidrat dalam buah lengkeng cukup banyak, sedangkan lemak dan kalorinya rendah, sehingga bisa menjadi asupan sumber karbohidrat dan menjaga stamina,” ajak Suwandi.
Buah lengkeng juga memiliki kandungan polifenol sehingga berguna untuk mencegah gangguan radikal bebas. Tubuh akan terlindungi dari kerusakan sel.
“Lengkeng juga mengandung zat anti depresan sehingga bisa mengurangi stress dan insomnia,” ungkap Suwandi.
Sementara itu, Mugiyanto petani lengkeng binaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Graha Mandala, Desa Borobudur, Magelang, Jawa Tengah mengatakan kebun yang dibangunnya adalah sewa lahan 1,3 hektare ke Bumdes hingga 5 tahun kedepan. Hasilnya, produksinya bagus bahkan pada panen kedua produksinya naik 2 hingha 3 kali lipat dari panen pertama.
“Kuncinya di benih unggul, agroklimat sesuai, teknologi tepat, ini usaha menguntungkan, harga di petani Rp40.000 hingga Rp50.000 per kg, kalau di supermarket bisa Rp70.000 per kg. Selain usaha produksi, saya juga melakukan usaha pembibitan lengkeng jenis kateki, wisata petik lengkeng, hingga pascapanen dan tata niaga,” imbuhnya. (Pandu Gumilar)