Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obituari Hidayat Triseputro: Meneruskan Semangat Sang Pejuang Baja

Di tengah upaya para pelaku bisnis sektor besi dan baja nasional  mempertahankan diri dari gempuran produk impor, kabar duka justru datang dari salah satu tokoh di Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA).
Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Hidayat Triseputro mengajukan pertanyaan pada diskusi terbatas yang diselenggarakan Bisnis Indonesia yang mengusung tema Menagih Nawacita: Penguatan Industri Untuk Menciptakan Kemandirian Ekonomi, di Jakarta, Selasa (19/9)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Hidayat Triseputro mengajukan pertanyaan pada diskusi terbatas yang diselenggarakan Bisnis Indonesia yang mengusung tema Menagih Nawacita: Penguatan Industri Untuk Menciptakan Kemandirian Ekonomi, di Jakarta, Selasa (19/9)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Di tengah upaya para pelaku bisnis sektor besi dan baja nasional  mempertahankan diri dari gempuran produk impor, kabar duka justru datang dari salah satu tokoh di Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA).

Hidayat Triseputro, sang Direktur Eksekutif IISIA, wafat pada Senin (13/8/2018) pukul 01.00 WIB di RS Omni Alam Sutra. Kabar sedih itu langsung tersebar dengan cepat di berbagai kalangan, mulai dari pengusaha hingga pekerja media.

Tentunya, tak sedikit yang merasa kehilangan sang pensiunan PT Krakatau Steel (Persero) itu. Apalagi, dia dikenal sebagai salah satu sosok yang sangat peduli dengan industri besi dan baja nasional.

 “Dia itu salah satu orang yang sangat concern dengan persoalan besi dan baja nasional. Kami sangat berhutang banyak dengan beliau,” ucap Ketua Asosiasi Fastener Indonesia (AFI) tak Rahman Tamin.

Bisnis pun merasa kehilangan salah satu tokoh narasumber yang dikenal dekat dengan awak media. Dari catatan kami, Hidayat merupakan pribadi yang disukai oleh para jurnalis yang sehari-hari meliput sektor industri dan perdagangan.

Sebab, dia bukan tipe orang yang pelit berbicara dan tidak ragu untuk menjelaskan suatu permasalahan dengan lugas. Bahkan pada Minggu (12/8/2018) malam, beberapa jam sebelum kepergiannya, Bisnis masih sempat bercakap-cakap dengannya melalui pesan singkat.

Kala itu, kami meminta pendapat beliau mengenai kebijakan Pemerintah Afrika Selatan yang mengecualikan Indonesia dari pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara (BMTPS) terhadap salah satu jenis baut berbahan baja asal Indonesia.

“Kita sambut baik langkah tersebut. Kita berharap teman-teman anggota yang memproduksi produk baut bisa memanfaatkan kemudahan [BMTPS] dari Afsel,” ujar Hidayat diujung pembicaraan malam itu dengan Bisnis. 

Di kalangan pengusaha, Hidayat hampir selalu menjadi garda terdepan dalam menyampaikan lika-liku industri besi dan baja nasional. Dia terbilang sangat aktif dalam melakukan audiensi maupun menyampaikan keluhan industri tumpuan ekspor itu kepada pemerintah.

Dia tak sungkan menyampaikan apresiasi kepada pemerintah. Misalnya, saat delegasi Kementerian Perdagangan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS) pada 24—27 Juli 2018.

Kala itu, delegasi RI melobi Washington agar bea masuk 25% untuk baja dan 10% untuk alumnium tidak diberlakukan ke Indonesia. Kendati belum mendapatkan hasil pasti, Hidayat pun tak sungkan menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah atas upaya itu.

“[Langkah] Itu bagus, dan kami mendukung. Karena Indonesia kena antidumping untuk produk baja utama kita. Tentunya upaya pemerintah itu  patut kita apresiasi,” ujarnya kepada Bisnis (24/7/2018).

Namun demikian, ketika pemerintah dinilai lalai dalam menjaga produsen Tanah Air, dia pun tak ragu untuk  menyampaikan kritik keras. Salah satunya disampaikan ketika Peraturan Menteri Perdagangan No.22/2018 tentang Ketentuan Impor Besi dan Baja terbit.

Aturan yang berupa kemudahan impor besi dan baja itu menurutnya sangat bertentangan dengan usulan pengusaha besi dan baja agar dilakukan pengetatan impor pada komoditas tersebut.

Tak pelak, dia bersama IISIA melakukan sejumlah upaya agar pelonggarna impor baja tak berdampak buruk pada industri nasional. Salah satunya dengan melobi pemerintah sebagai regulator.

Upaya Hidayat bersama IISIA pun membuahkan hasil ketika dia mengklaim mekanisme regulasi untuk menekan lonjakan impor besi dan baja mulai dibahas oleh Kementerian Perdangan dan Kementerian Perindustrian

“Sementara ini, regulasi untuk menekan impor masih dalam proses di Kemenperin. Kita tunggu saja. Ini kabar baik bagi kami para pengusaha,” ujarnya kepada Bisnis dengan gaya berbicara penuh semangat.

Berpulangnya Hidayat adalah kabar sedih bagi industri Tanah Air. Namun, kobaran semangatnya untuk mengawal kemajuan industri besi dan baja nasional harus terus dijaga oleh pejuang-pejuang selanjutnya. Selamat jalan, Sang Pejuang Baja.  

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper