Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Total & CNPC Tetap Garap Ladang Gas Terbesar di Iran

Pemerintah Iran menegaskan bahwa kontrak pengembangan ladang gas dengan perusahaan Prancis, Total, dan CNPC milik China tetap tidak berubah.
Ilustrasi pengeboran minyak/Reuters-Ernest Scheyder
Ilustrasi pengeboran minyak/Reuters-Ernest Scheyder

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Iran menegaskan bahwa kontrak pengembangan ladang gas dengan perusahaan Prancis, Total, dan CNPC milik China tetap tidak berubah.

Hal itu dinyatakan oleh seorang pejabat senior minyak Iran, beberapa jam setelah badan baru Islamic Republic News Agency (IRNA) mengatakan bahwa CNPC telah mengambil sebagian saham Total dalam proyek ini.

"Peran anggota konsorsium yang mengembangkan proyek ini sesuai dengan ketentuan kontrak, dan masih belum ada perubahan formal dalam ketentuan ini," kata Mohammad Mostafavi, Direktur Investasi NIOC, Sabtu (11/8).

IRNA sebelumnya mengutip Mostafavi yang mengatakan bahwa CNPC telah mengambil alih saham Total dalam proyek gas Iran Pars yang bernilai miliaran dolar AS.

Total menandatangani kontrak pada 2017 untuk mengembangkan Fase 11 Lapangan South Pars dengan investasi awal sebesar US$1 miliar, menandai investasi energi besar Barat pertama di negara itu setelah sanksi AS dicabut pada 2016.

Lapangan South Pars memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia yang pernah ditemukan dalam satu wilayah kerja migas.

Namun, perusahaan Prancis itu mengatakan akan menarik diri kecuali jika mereka bisa aman dari sanksi AS. Gholamreza Manouchehri, wakil kepala NIOC, mengatakan pada Juni 2018 bahwa jika Total akan menarik investasi dari Iran, perusahaan migas asal China, CNPC, akan mengambil alih lapangan gas tersebut. Seorang juru bicara dari Total menolak berkomentar soal hal itu.

Total belum mengatakan apa yang akan dilakukan dengan 50,1% saham yang harus ditarik keluar dari Lapangan South Pars.

Sanksi AS yang diperbarui termasuk di antara sanksi yang sudah dicabut di bawah kesepakatan pada 2015 antara negara-negara dunia dan Teheran dalam membatasi program nuklir Iran.

Washington berencana memberlakukan sanksi lebih berat kepada Iran mulai November 2018 yang ditujukan untuk sektor minyak Iran. Tidak ada komentar segera pada laporan IRNA oleh CNPC, yang memegang 30% saham dalam proyek tersebut. Sisanya dipegang oleh Petropar Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper