Bisnis.com, JAKARTA – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. telah menyiapkan sejumlah strategi guna mendongkrak kontribusi pendapatan non-tol terhadap pendapatan total perusahaan menjadi 20%-30% dalam beberapa tahun mendatang.
Direktur Utama JSMR Desi Arryani mengatakan saat ini kontribusi pendapatan perseroan dari pendapatan non-tol masih relatif rendah yakni hanya 7,73% atau Rp640,39 miliar dari total pendapatan tol sebesar RP8,92 triliun pada tahun lalu.
“Memang saat ini komposisinya masih rendah. Kami berharap pendapatan usaha lain ini bisa 20%-30% nantinya sehingga portofolionya bisa lebih kuat,” kata Dessy, kemarin (9/8/2018).
Pada 2017, Jasa Marga mengantongi total pendapatan Rp35,09 triliun. Pendapatan itu terdiri atas pendapatan konstruksi Rp26,17 triliun serta pendapatan tol dan usaha lainnya Rp8,92 triliun.
Apabila diperinci, pendapatan tol Jasa Marga mencapai Rp8,28 triliun pada 2017. Adapun, pendapatan usaha lainnya hanya Rp640,39 miliar atau 7,73% dari total pendapatan tol dan usaha lainnya.
“Kalau pendapatan konstruksi ini terkait pembangunan, bisa naik dan bisa turun. Nah kami ingin pendapatan non-tol ini bisa berkontribusi lebih besar,” ujarnya.
Desy menjelaskan pendapatan usaha lain-lain yang memasok pendapatan ke JSMR selama ini bersumber dari utilitas, reklame, dan rest area.
Sementara itu, dia mengatakan JSMR telah mendirikan tiga anak perusahaan di sektor non-tol untuk semakin mendorong pendapatan di kategori itu, yakni PT Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO), PT Jasamarga Toll Road Maintenance, dan PT Jasa Marga Properti.
JMTO diharapkan dapat mengoperasikan ruas-ruas yang dikelola induk JSMR selama ini maupun untuk ruas yang kepemilikannya berpartner dengan yang lain. Sementara itu, diharapkan usaha pemeliharaan ruas tol yang dilakukan Jasamarga Toll Road Maintenance dapat diperluas.
Dessy mengatakan pihaknya juga menargetkan pengembangan bisnis Jasamarga Properti utamanya di daerah sekitar konsesi yang dimiliki JSMR. Selama ini, dia mengatakan di sekitar konsesi tol yang dimiliki BUMN tersebut, banyak kawasan properti yang bukan dikembangkan JSMR.
“Kami punya saat ini, namun kami akan tingkatkan lagi utamanya di pengembangan koridor tol. Selama ini Jasa Marga punya tol namun propertinya lebih banyak bukan dari Jasa Marga,” ujar Dessy.
Salah satu targetnya, Dessy mengatakan pihaknya akan mengembangkan kawasan di wilayah yang dilalui tol Pandaan—Gempol. Dia juga mengatakan JSMR memiliki aset properti di daerah Sidoarjo.
“Kami punya tanah besar di Pandaan ini kami akan develop lebih profesional lagi. Nanti bisa dikembangkan untuk commercial used atau industrial used,” ujarnya.
Sampai semester 1/2018, JSMR telah mengantongi total 1.527 km konsesi tol dengan total ruas yang sudah beroperasi mencapai 776,7 km. Saat ini, perseroan menjadi pemain utama dalam bisnis tol dengan market share sebesar 65% untuk jalan tol komersial.