Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KLHK Akan Kaji Kuota Pengunjung Kawasan Konservasi

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menggodok kebijakan terkait wacana pembatasan dan pengetatan aturan kunjungan wisatawan ke sejumlah lokasi wisata yang berada di kawasan konservasi.
Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan Kalimantan Utara/Indonesia Travel
Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan Kalimantan Utara/Indonesia Travel

Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menggodok kebijakan terkait wacana pembatasan dan pengetatan aturan kunjungan wisatawan ke sejumlah lokasi wisata yang berada di kawasan konservasi.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem KLHK Wiratno Selain untuk menjaga dan memastikan keselamatan para wisatawan, hal ini juga bertujuan untuk menjaga kelestarian kawasan wisata yang masuk dalam area konservasi tersebut.

Tak hanya pengunjung, arahan juga akan diberikan pada para operator atau pengusaha wisata di sekitar kawasan. “Kita akan melakukan tindakan-tindakan sama seperti di [Gunung] Rinjani ya, kita lakukan pembatasan. Di Rinjani itu pengunjungnya 80.000 orang per tahun dengan separuhnya orang asing,” katanya, Kamis (9/8).

Wiratno menyebutkan, pihaknya tidak setuju akan target jumlah wisatawan tinggi yang ditetapkan untuk sejumlah destinasi wisata di area konservasi.

Menurutnya, kegiatan wisata di area-area yang termasuk dalam kawasan konservasi harusnya lebih tersegmen dan memastikan adanya unsur edukasi seperti briefing atau arahan yang diberikan pada pengunjung terkait situasi tujuan wisata serta hal-hal yang diperbolehkan serta tidak diperbolehkan.

Dia menekankan bahwa konsep wisata mass tourism, tidak cocok untuk area-area ini. Untuk itu, pihaknya akan melakukan evaluasi atas 23 gunung yang menjadi tujuan mendaki favorit bagi wisatawan.

Evaluasi itu juga mencakup kawasan konservasi seperti Taman Nasional Komodo yang salah satu areanya, yakni Gili Lawa Darat mengalami kebakaran baru-baru ini dan diduga akibat ulah para pengunjung.

“Target wisatawan Indonesia yang dibebankan ke kawasan konservasi itu, it’s not fair. Itu tidak bisa, karena ini limited, bukan membiarkan ribuan orang ombyo’an selfie.Saya tidak setuju dengan target wisatawan yang besar besaran. Itu bukan [untuk diterapkan] di kawasan konservasi. Area konservasi ini very segmented and limited tourism, ini yang disebut eco tourism,” tegasnya.

Untuk itu, dia menambahkan khusus untuk kawasan Taman Nasional Komodo, selain membatasi jumlah pengunjung, pihaknya berencana memperketat pengawasan dengan dilakukan patroli.

Saat ini, jumlah pengunjung Taman Nasional Komodo sendiri tercatat mencapai 10.000 kunjungan per bulan. Rencananya, jumlah ini akan dibatasi dan diturunkan hingga setengahnya, tetapi angka ini masih dalam pembahasan lebih lanjut.

Adapun untuk 23 gunung yang menjadi lokasi tujuan pendakian favorit dan berada di kawasan konservasi, selain membatasi jumlah pengunjung, pihaknya juga akan mengupayakan adanya sistem evakuasi penyelamatan, sistem penjagaan, dan syarat yang sangat ketat untuk bisa mendaki.

Pembahasan terkait pembatasan dan sejumlah ketentuan lainnya ini, diharapkan bisa selesai tahun ini untuk kemudian diterapkan secepatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper