Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekeringan, Petani Diimbau Tunda Penanaman Padi

Para petani diimbau untuk menunda penanaman padi untuk musim tanam kemarau yang seharusnya dimulai pada AgustusSeptember seiring dengan kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dampak musim kemarau/Antara-Aditya Pradana Putra
Dampak musim kemarau/Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Para petani diimbau untuk menunda penanaman padi untuk musim tanam kemarau yang seharusnya dimulai pada Agustus—September seiring dengan kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa. Menurutnya, kalaupun hendak melanjutkan cocok tanam, akan lebih baik jika petani menanam tanaman palawija untuk sementara hingga musim penghujan tiba guna menghindari kemungkinan gagal panen.

“Saran kami ya, jangan menanam padi lagi sampai ada hujan. Jangan nekat lah. Kalaupun mau melanjutkan, lebih baik tanam palawaija untuk saat ini,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Senin (30/7/2018).

Anjuran untuk tidak menanam padi, tak hanya disampaikan bagi petani yang saat ini lahannya mengalami kekeringan parah hingga mengganggu produksi tanaman tetapi juga untuk petani yang masih mendapatkanm air melalui irigasi teknis atau sumber lain seperti pemompaan.

Hal ini, untuk mengantisipasi jika kondisi kekeringan berlangsung lama, apalahi hingga melewati Oktober tahun ini.

“Walaupun di situ ada irigasi teknis, walaupun sumber air memadai melalui pemompaan misalnya tapi saran saya [lebih baik menanam] palawija karena mengantisipasi jangan-jangan molor ini panasnya,” tambahnya.

Kendati belum bisa menyebutkan seberapa besar potensi dampak kekeringan terhadap produksi pangan nasional, khususnya produksi padi dalam negeri tahun ini, Andreas menyebutkan sejumlah titik telah merasakannya.

Lebih dari 50% anggota AB2TI yang tersebar di 85 Kabupaten di Indonesia melaporkan adanya kekeringan. Salah satu wilayah yang dilanda kekeringan tersebut adalah Lamongan. Di beberapa tempat di Lamongan dilaporkan bahwa petani hanya bisa memanen 20%-65% dari produksi biasanya akibat kekeringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper