Bisnis.com, JAKARTA — Industri komestik nasional diperkirakan tumbuh 7,33% sepanjang tahun ini sejalan dengan pertumbuhan perusahaan rintisan dan kebutuhan konsumen yang semakin berkembang.
Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian, mengatakan industri kosmetik merupakan salah satu industri yang pertumbuhannya paling tinggi pada kuartal I/2018.
Kemenperin mencatat pada tahun lalu, industri kosmetik tumbuh sebesar 6,35% dan naik menjadi 7,36% pada kuartal I/2018. Achmad meyakini pertumbuhan tersebut dapat berlanjut hingga akhir tahun ini.
“Pertumbuhannya di atas pertumbuhan ekonomi yang tahun lalu mencapai 5,3%. Ini industri yang sangat menjanjikan. Tahun ini kami targetkan tumbuh 7,33%,” ujarnya, Senin (16/7).
Salah satu faktor pendorongnya adalah semakin banyaknya perusahaan rintisan yang lahir di sektor tersebut. Hal ini menjadi fokus pengembangan yang dilakukan oleh Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi).
Sancoyo Antarikso, Ketua Umum Perkosmi, menuturkan akan memfokuskan program kerja untuk penguatan organisasi dan penguatan usaha kecil dan menengah (UKM) industri kosmetika.
“Sekitar 80% anggota Perkosmi adalah UKM. Kami ingin mereka mendapatkan manfaat dan tumbuh lebih pesat dengan menjadi anggota Perkosmi,” ujarnya.
Dia menuturkan pangsa pasar kosmetika di Indonesia masih berpotensi untuk tumbuh pada masa datang seiring dengan tren penggunaan kosmetik yang terus berkembang.
“Kalau sebelumnya hanya dua langkah, sekarang konsumen sudah banyak menerapkan aplikasi kosmetika bahkan hingga 10 langkah, dimulai dari pembersih, serum dan lain-lain. Ini merupakan potensi pasar yang luar biasa,” ujarnya.