Bisnis.com, JAKARTA — AirAsia Indonesia menilai insentif yang akan diberikan Kementerian Perhubungan bagi maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) akan membantu di saat kondisi saat ini.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menyambut positif usulan insentif tersebut. Terlebih, maskapai LCC rentan terhadap tekanan seperti fluktuasi mata uang atau harga avtur internasional.
"Saya rasa cukup baik untuk tahap awal ini. Terutama perluasan jaringan," kata Dendy, Selasa (10/7/2018).
Dia menambahkan rencana penurunan harga avtur juga diperlukan karena harga di dalam negeri jauh lebih mahal dibandingkan dengan negara lain. Adapun, porsi biaya bahan bakar bisa mencapai hingga 35% dari total biaya operasional maskapai.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan memberikan insentif kepada maskapai berjenis LCC sebagai strategi untuk meningkatkan devisa dari sektor pariwisata.
Insentif itu mencakup tiga hal. Pertama, memperluas jaringan dan operasional maskapai LCC nasional agar mampu menerbangi berbagai destinasi wisata potensial.
Kedua, menurunkan harga avtur Pertamina yang saat ini dinilai lebih mahal hingga 20% dibandingkan dengan harga internasional. Ketiga, menghitung ulang tarif batas bawah maupun atas bagi maskapai LCC.