Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia Undur Kehadiran A330 NEO Kuartal Empat 2019

PT Garuda Indonesia Tbk menunda jadwal kedatangan tiga unit pesawat baru tipe Airbus A330 NEO hingga akhir 2019 sembari meningkatkan utilitas pesawat yang ada.
Dua pesawat terbang berada di landasan pacu Bandara Ngurah Rai, Bali, Senin (19/6). Bandara Ngurah Rai menutup sementara penerbangan pada pukul 07.54-09.30 WIB pada Senin (19/6) karena cuaca buruk./Antara-Wira Suryantala
Dua pesawat terbang berada di landasan pacu Bandara Ngurah Rai, Bali, Senin (19/6). Bandara Ngurah Rai menutup sementara penerbangan pada pukul 07.54-09.30 WIB pada Senin (19/6) karena cuaca buruk./Antara-Wira Suryantala

Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia Tbk menunda jadwal kedatangan tiga unit pesawat  baru tipe Airbus A330 NEO hingga akhir 2019 sembari meningkatkan utilitas pesawat yang ada.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury mengatakan jadwal semula pengiriman pesawat jenis Airbus A330 NEO (New Engine Option) pada Kuartal I/2019. Namun, akan dijadwalkan ulang hingga menjadi Kuartal IV/2019.

"[Pengiriman] mundur karena ada upaya untuk meningkatkan utilisasi dulu," kata Pahala, Senin (9/7/2018).

Dia berharap ketika tiga unit pesawat tersebut diterima, benar-benar bisa dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, bisa dioperasikan pada rute baru dengan jarak yang lebih jauh.

Menurutnya, A330 NEO tersebut bisa dioperasikan pada rute jarak medium hingga long range. Terlebih, konsumsi bahan bakar pesawat tersebut lebih hemat antara 15-20%, khususnya untuk menempuh rute jarak jauh.

A330 NEO memiliki sejumlah pembaruan, yakni mesin dengan bunyi lebih senyap, interior kabin, desain sayap yang bisa menghemat konsumsi bahan bakar, serta teknologi kokpit. Pesawat ini mampu terbang hingga jarak 6.550 mil laut dan berkapasitas total 287 kursi.

Pahala menuturkan target utilisasi pesawat Garuda pada tahun ini adalah 10 jam 24 menit, sementara pencapaian akhir tahun lalu baru sebesar 9 jam dan 36 menit.

Perlu sejumlah persiapan untuk mendukung peningkatan utilitas seperti perekrutan awak kabin dan pilot, peningkatan kapabilitas pilot, penambahan rute baru, dan memaksimal rute padat penumpang dengan yield tinggi.

Strategi penundaan pengiriman pesawat sudah berdampak positif terhadap utilisasi. Adapun, hingga Februari 2018 secara year to date (y-t-d) tingkat utilitas setiap pesawat telah meningkat mencapai 9 jam 42 menit.

Peningkatan utilitas pesawat bisa mendongkrak pendapatan secara optimal, tetapi tanpa menambah biaya produksi. Menurutnya, dengan meningkatkan produktivitas aset dan jumlah kru bisa mendorong kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

Sementara itu, Direktur Operasi Garuda Indonesia Triyanto Moeharsono mengaku akan terus berekspansi dengan membuka rute baru atau menambah rute yang ada, baik domestik atau internasional.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Direktur Kargo dan Niaga Internasional dan Direktur Niaga Domestik sebagai penyedia rute. Dari rute yang diusulkan kedua direktorat tersebut, akan disesuaikan dengan ketersediaan pesawat dan kru.

Triyanto menuturkan saat ini emiten berkode GIAA memiliki 202 unit pesawat dari tujuh jenis yakni ATR 72-600, CRJ1000 NextGen, Boeing 737 800 NG, Boeing 737 Max 8, dan Boeing 777, dan Airbus A330-200/300. Namun, perusahaan juga sedang mengalami kekurangan kru pesawat dan sedang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper