Bisnis.com, PEKALONGAN -- Kementerian Perhubungan berencana membangun lima kapal feri berukuran 300 GT (gross ton) ntuk melayani angkutan penyeberangan di Danau Toba.
Unit kerja baru juga akan dibentuk guna mengawasi berbagai kebutuhan operasional di Danau Toba.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan satu kapal feri diharapkan bisa rampung pada November 2018 karena sudah dibangun sejak 2017.
Tahun depan, dua kapal feri atau kapal Roro (roll on roll off) juga akan dibangun di samping dua unit kapal sumbangan perusahaan swasta.
"Jadi totalnya akan ada 5 kapal sebesar ini. Harapannya ini dapat membantu mobilisasi masyarakat, membuka lapangan kerja baru, menunjang pariwisata, dan memberikan masyarakat kapal yang sesuai standar keselamatan," jelasnya dalam siaran pers, Jumat (22/6/2018).
Dia menambahkan, kapal feri yang sedang dibangun akan ditempatkan di Pelabuhan Tomo menuju Pelabuhan Ajibata. Kapal ini bisa memuat 280 penumpang, 32 mobil, dan 17 truk. Kapasitas kapal ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kapal penyebrangan yang biasa melayani angkutan di Danau Toba.
Baca Juga
Budi Karya menekankan, pembangunan kapal dengan ukuran besar merupakan langkah penting untuk meningkatkan keselamatan penumpang kapal.
Untuk diketahui, keselamatan kapal penyebrangan tengah disorot menyusul tenggelamnya KM Sinar Bangun pekan lalu.
Di sisi lain, Kemenhub juga akan membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk mengawasi berbagai kebutuhan operasional di Danau Toba.
Di samping itu, Budi Karya juga ingin meningkatkan operasional angkutan penyeberangan yang mana PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan mengelol lima dermaga penyeberangan di Danau Toba.
"Secara aturan, pengawasan [penyebrangan Danau Toba] di Tingkat I, tapi sekarang kita ingin meningkatkan kualitas operasional di tempat-tempat yang padat traffic-nya," pungkas Budi Karya.