Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Perekonomian akui stunting akan membahayakan tenaga kerja Indonesia di masa yang akan datang.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengungkapkan pemerintah memfokuskan pengentasan stunting melalui bantuan sosial. "Karena itu adalah soal gizi dan soal lingkungan, dikaitkan dengan bantuan sosial," ungkapnya kepada Bisnis.
Darmin menjelaskan, pemerintah merespon penelitian dari Bank Dunia atau World Bank terkait bahaya stunting ini. Menurutnya, lebih dari 30% bayi di Indonesia mengidap gejala stunting.
Stunting menurutnya bukanlah penyakit ketika seseorang menjadi bertubuh kecil atau cebol melainkan ketidakmampuan logika pikir untuk berkembang. "Artinya ketika disuruh berpikir lama dan berat, mereka tidak mampu," jelasnya.
Kondisi ini menjadi berbahaya ditambah lagi Indonesia akan fokus pada pengembangan ekonomi digital dimana fokusnya di teknologi yang membutuhkan daya pikir dan kreativitas.
Tidak hanya itu, stunting jika tidak ditangani akan menjauhkan target pertumbuhan ekonomi.
Mantan Gubernur BI ini menerangkan pemerintah tidak berfokus dalam mengobati yang sudah mengalami stunting, melainkan pada mengurangi kemungkinan penambahan penderita di masa yang akan datang.
Pengurangan ini dilakukan melalui sosialisasi menjaga pola hidup, sasarannya adalah ibu hamil dan menyusui.