Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahathir akan Tinjau Kembali Kesepakatan Malaysia dengan China

Perdana Menteri Malaysia yang baru dilantik, Mahathir Mohamad menyatakan kemungkinan akan merundingkan kembali beberapa kesepakatan dengan China.
Ilustrasi./.Bloomberg
Ilustrasi./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA--Perdana Menteri Malaysia yang baru dilantik, Mahathir Mohamad menyatakan kemungkinan akan merundingkan kembali beberapa kesepakatan dengan China.

Hal itu disampaikan Mahathir beberapa jam setelah partai koalisinya merebut kemenangan menakjubkan atas pemerintahan Najib Razak sebagaimana dikutip CNN.com, Jumat (11/5/2018).

Mahathir mengatakan pemerintahannya kemungkinan akan mengubah beberapa kebijakan yang diterapkan koalisi Barisan Nasional, termasuk menyangkut pajak barang dan jasa yang dianggap tidak populer.

Pria 92 tahun itu menyatakan dirinya mendukung prakarsa China terkait Belt and Road Initiative (BRI). Namun Mahathir mengatakan Malaysia punya hak untuk merundingkan kembali syarat-syarat dalam sejumlah perjanjian dengan Beijing jika diperlukan.

"Kita tidak punya masalah dengan itu (BRI), kecuali tentunya bahwa kita tidak ingin melihat terlalu banyak kapal perang di wilayah ini karena (sebuah) kapal perang akan menarik perhatian kapal-kapal perang lainnya," ujar Mahathir.

Berdasarkan laporan Nomura bulan lalu, Malaysia merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dari komitmen penanaman modal China di Asia, lantaran mendapat proyek-proyek infrastruktur senilai US$34,2 miliar (sekitar Rp481,3 triliun) terkait BRI. Hal ini yang membuat para pengkritik menuduh Najab "menjual" Malaysia ke negara kuat di Asia itu. 

Ketika ditanya soal perundingan kembali, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang tidak membahas masalah itu secara langsung. Namun ia mengatakan hubungan kedua negara sedang berkembang dengan baik.

"(Hubungan baik) ini perlu disyukuri dan dijaga oleh kedua pihak," kata Geng dalam acara jumpa pers di Beijing.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan akan menguatkan posisi ringgit atas sejumlah mata uang utama lainnya di dunia.

Dia mengatakan mencoba membuat mata uang ringgit sekuat mungkin.

"Kita harus meningkatkan kepercayaan investor dalam administrasi," katanya seperti dikutip Bloomberg, Jumat (11/5/2018).

Mahathir juga menilai utang Malaysia terlalu besar, sehingga perlu dinegosiasi ulang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper