Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Medco Energi Operasikan PLTP Sarulla Unit III

PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) menyatakan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sarulla unit III telah beroperasi secara komersial atau sudah mencapai commercial on date (COD).
Medco Energi/Istimewa
Medco Energi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) menyatakan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sarulla unit III telah beroperasi secara komersial atau sudah mencapai commercial on date (COD).

PLTP Sarulla unit III yang berkapasitas 110 megawatt (MW) tersebut merupakan yang terakhir dalam pengembangan tahap pertama dari PLTP Sarulla.

Operasi komersial unit pertama dan kedua dari proyek ini telah dimulai pada 18 Maret 2017 dan 2 Oktober 2017. Total kapasitas listrik yang dihasilkan dari PLTP Sarulla adalah sebesar 3x110 MW atau 330 MW.

“Saya sangat senang dengan penyelesaian proyek PLTP 330 MW ini. Ini menunjukkan dukungan perusahaan yang berkelanjutan terhadap pembangunan ekonomi Indonesia dan komitmen kami untuk memberikan nilai kepada para pemangku kepentingan," ujar Hilmi Panigoro, Presiden Direktur MedcoEnergi, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/5/2018).

Proyek ini adalah PLTP dengan kontrak tunggal terbesar di dunia dan terletak di distrik Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara.

Proyek senilai US $ 1,7 miliar ini menghasilkan sekitar 330MW listrik, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik bagi 2,1 juta rumah tangga Indonesia. Proyek disponsori oleh konsorsium Medco Power Indonesia, ITOCHU Corporation, Kyushu Electric Power Co., INPEX, dan Ormat Technologies.

Menurut catatan Bisnis, Sarulla memiliki potensi pengembangan hingga 1.000 MW berdasarkan data pada 2006 ketika Medco memenangkan lelang. Sebelumnya, Hilmi mengatakan penambahan kapasitas hingga 1.000 MW, katanya, harus berdasarkan beberapa pertimbangan.

Pertama, harus melakukan pengeboran lagi karena pembuktian cadangan memerlukan tambahan kegiatan dari data yang diperoleh pada 2006. Untuk mengebor satu sumur diperlukan US$5 juta.

Kedua, penambahan kapasitas harus melihat kebutuhan ketenagalistrikan Sumatera Utara terlebih dulu agar bisa terserap secara optimum.

Ketiga, apakah proyek tersebut memberikan pengembalian modal yang sesuai. Dia menilai dengan harga jual listrik US$6,79 sen per kilo watt per hour (kWh), marjin yang diperoleh tipis.

Untuk menyentuh 1.000 MW, paling tidak masih dibutuhkan penambahan kapasitas pembangkit 670 MW. Oleh karena itu, pengembangannya pasti membutuhkan biaya lebih dari US$1,6 miliar yang dikeluarkan untuk pengembangan pembangkit 330 MW.

Sementara itu, sampai dengan kuartal I/2018, kapasitas terpasang panas bumi Indonesia tercatat mencapai 1,924,5 MW.

Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana mengatakan akan ada penambahan kapasitas terpasang PLTP tahun ini sebesar 250 megawatt (MW) di mana 116 MW telah terpasang dan ditargetkan hingga akhir tahun akan ada tambahan 134 MW. Estimasi investasi dari tambahan PLTP yang akan beroperasi tahun ini mencapai US$536 juta.

PLTP lainnya yang akan segera beroperasi tahun ini, antara lain Lumut Balai 55 MW, PLTP Sorik Marapi 50 MW, dan PLTP Sokoria 5 MW.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper