Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi & Harga Jual Minyak Naik, Chevron Raup US$3,63 Miliar

Chevron Corporation mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sepanjang kuartal I/2018 sebesar 35,64% menjadi US$3,63 miliar dibandingkan kuartal I/2017. Kenaikan pendapatan itu disokong oleh kenaikan produksi hulu migas di tengah kenaikan harga minyak dunia.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Chevron Corporation mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sepanjang kuartal I/2018 sebesar 35,64% menjadi US$3,63 miliar dibandingkan kuartal I/2017. Kenaikan pendapatan itu disokong oleh kenaikan produksi hulu migas di tengah kenaikan harga minyak dunia.

Chief Executive Officer Chevron Michael Wirth mengatakan, pendapatan bersih pada kuartal pertama tahun ini mencatatkan kenaikan signifikan dibandingkan dengan tahun lalu. Keuntungan yang didapatkan salah satu perusahaan Seven Sister itu karena kombinasi kenaikan produksi dan kenaikan harga minyak dunia.

"Kami pun mencatatkan kenaikan arus kas karena dukungan kombinasi margin hulu dan tingkat volume produksinya. Kenaikan produksi migas kami disokong pengembangan shale di Permian Basin hingga mendorong kenaikan produksi di sana sampai 65% dibandingkan dengan tahun lalu," ujarnya dalam situs resmi yang dikutip pada Senin (30/4).

Sektor hulu migas memang menjadi pendongkrak utama dari kenaikan pendapatan bersih perusahaan asal Negeri Paman Sam tersebut.

Pada kuartal I/2018, pendapatan bersih dari sektor hulu migas melejit 120,96% menjadi US$3,35 miliar dibandingkan periode sama pada tahun lalu.

Lonjakan kenaikan pendapatan bersih itu didukung dari operasi Chevron di luar Amerika Serikat (AS). Di luar AS, pendapatan bersih Chevron melonjak 88,16% menjadi US$2,7 miliar.

Adapun, pendapatan bersih dari operasi hulu migas di AS pun mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 710% menjadi US$648 juta dibandingkan kuartal pertama tahun lalu yang baru untung US$80 juta.

Pendapatan bersih Chevron dari wilayah operasi hulu migas di luar AS mendapatkan untung karena rata-rata harga jual yang naik 24,4% menjadi US$61 per barel dibandingkan periode sama pada tahun lalu senilai US$49 per barel. Lalu, produksi di wilayah operasi migas luar AS itu naik 5,73% menjadi 2,12 juta barel per hari.

Selain faktor teknis itu, Chevron juga mendapatkan tambahan pendapatan dari hulu migas karena untung kurs. Perusahaan AS itu mencatatkan untung kurs senilai US$394 juta dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

Kenaikan pendapatan bersih pada operasi di AS didukung oleh harga jual minyak yang lebih tinggi. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, harga jual rata-rata minyak dari wilayah operasi di AS naik sebesar 24,44% menjadi US$56 per barel dibandingkan periode sama pada tahun lalu yang senilai US$45 per barel.

Lalu, volume produksi bersih migas Chevron di AS juga naik sebesar 9,07% menjadi 733.000 barel per hari dibandingkan periode sama pada tahun lalu.

Produksi migas secara keseluruhan Chevron pun mencatatkan kenaikan sebesar 6,57% menjadi 2,85 juta barel ekuivalen per hari.

Cuan Hilir Seret

Sementara itu, berkah kenaikan harga minyak menjadi derita bagi sektor hilir. Begitu juga dialami oleh salah satu perusahaan migas seven sister, Chevron.

Perusahaan AS itu mencatatkan penurunan pendapatan bersih hilir migas sebesar 21,38% menjadi US$728 juta dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu.

Penurunan pendapatan bersih pada hilir migas itu terutama terjadi pada wilayah operasi luar AS yang turun sebesar 37,41% menjadi US$286 juta, sedangkan pada wilayah AS cuan hilir turun 5,75% menjadi US$442 juta.

Walaupun, dari segi pendapatan bersih, sektor hilir sedang seret, Wirth mengalihkan fokus dengan menyebut Chevron banyak mencapai tonggak penting pada sektor tersebut. Salah satunya, Chevron Phillips Chemical Company sudah memulai operasi cracker etana baru di Cedar Bayou.

"Pada puncaknya nanti, unit itu diharapkan bisa produksi 1,5 juta metrik ton per tahun. Jumlah volume itu menjadi produksi cracker etana hemat energi terbesar di dunia," ujarnya.

Wirth pun menyebutkan, ke depannya, Chevron masih akan melanjutkan program penjualan asetnya. Salah satunya, lapangan Elk Hills di California yang ditargetkan selesai di jual pada kuartal II/2018.

"Lalu, kami juga mengharapkan penjualan penyulingan, pemasaran, dan aset pelumas di Afrika Selatan bisa selesai pada akhir tahun ini," sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper