Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menuju Poros Maritim, BUMN 'Getol' Bangun Pelabuhan

Dalam rangka mendorong Nawa Cita Presiden Joko Widodo, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menugaskan 4 BUMN untuk terus membangun dan mengembangkan sarana pelabuhan
Aktivitas bongkar muat di terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu petang (6/12)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Aktivitas bongkar muat di terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu petang (6/12)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA-- Dalam rangka mendorong Nawa Cita Presiden Joko Widodo, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menugaskan 4 BUMN untuk terus membangun dan mengembangkan sarana pelabuhan

Keempat BUMN tersebut yakni PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero).

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN Ahmad Bambang menuturkan pembangunan pelabuhan tersebut gencar dilakukan demi terciptanya konektivitas antar wilayah di Tanah Air dan mewujudkan program tol laut yang dicanangkan pemerintah.

"Kementerian BUMN terus berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo," kata Ahmad dalam siaran pers, Sabtu (28/4).

Selain bisa menjadi alat pemersatu, lanjut dia, terciptanya konektivitas juga akan memberi dampak yang sangat positif bagi perekonomian. Pasalnya, biaya logistik bisa turun dan berdampak pada penurunan harga-harga komoditas. 

"BUMN akan terus berkomitmen  memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat," tegas Ahmad.

Adapun, detail proyek yang dikerjakan BUMN pelabuhan tersebut a.l. PT Pelindo I membangun Terminal Petikemas Tanjung Pinang yang akan memiliki kapasitas 80 ribu TEUs; Terminal Multi Purpose Kuala Tanjung yang akan memiliki kapasitas 700 ribu TEUs.

Pelindo I juga akan meneruskan Terminal Petikemas Belawan fase II yang akan memiliki kapasitas 3 juta TEUs dan Terminal Petikemas Sibolga yang akan memiliki 50 ribu TEUs.

Semua proyek tersebut dijadwalkan akan rampung pada 2018.

Sementara itu, Ahmad mengungkapkan PT Pelindo II atau Indonesia Port Corporation (IPC), membangun Terminal Kijang Pontianak yang akan memiliki kapasitas 1,5 juta TEUs yang dijadwalkan selesai pada 2019. Adapula Pelabuhan Sorong di Papua yang saat ini masih dalam proses uji kelayakan.

Kemudian, PT Pelindo III menggarap proyek Terminal Petikemas Teluk Lamong akan memiliki kapasitas 1,5 juta TEUs, Pembangunan Pelabuhan Benoa untuk Kapal Pesiar (5000 pax).

Selain itu, Pelindo III juga akan membangun Pelabuhan dan Terminal Petikemas Gilimas, Lombok yang akan memiliki kapasitas 1juta TEUs + 5000 pax Cruise. Proyek ini ditargetkan akan selesai pada Mei 2019.

Sejauh ini, Pelindo III juga telah menyelesaikan pembangunan Terminal Petikemas yang sudah operasi pada 2017 dengan kapasitas 500 – 750 ribu TEUs. Pelabuhan tersebut, yakni Maumere, Waingapu, Kalabahi dan Kupang.

Selanjutnya, Ahmad memaparkan Pelindo IV akan menggarap proyek Makassar New Port dan Pelabuan Bitung. Proyek pengembangan Makassar New Port sendiri ditargetkan akan rampung pada 2019.

Pembangunan pelabuhan ini, kata Ahmad, merupakan bagian konsep menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-9 East Asia Summit (EAS) pada 13 November 2014 di Nay Pyi Taw, Myanmar. 

Untuk mencapai ini, agenda pembangunan Indonesia akan difokuskan pada 5 pilar utama, yaitu:membangun kembali budaya maritim Indonesia, menjaga sumber daya laut dan menciptakan kedaulatan pangan laut dengan menempatkan nelayan pada pilar utama.

Kemudian, pemerintah akan terus memberi prioritas pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.

Sebagai tambahan, dia mengatakan pemerintah akan terus mendorong penerapan diplomasi maritim, melalui usulan peningkatan kerja sama di bidang maritim dan upaya menangani sumber konflik, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah, perompakan, dan pencemaran laut dengan penekanan bahwa laut harus menyatukan berbagai bangsa dan negara dan bukan memisahkan.

"Terakhir membangun kekuatan maritim sebagai bentuk tanggung jawab menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim," ujar Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper