Bisnis.com, JAKARTA -- Dugaan awal ambrolnya Jembatan Cincin Lama di jalur Babat-Widang di Tuban, Jawa Timur adalah akibat kendaraan yang kelebihan muatan.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, berdasarkan tinjauan awal jembatan yang sudah beroperasi sejak 1975 tersebut hanya mampu menampung beban maksimal hingga 75 ton.
Namun, saat kecelakaan terjadi ada dua truk dengan muatan pasir dan satu truk bermuatan limbah smelter yang bebannya di atas kapasitas jembatan, yakni total 120 ton.
"Jadi, jembatan itu kami rancang untuk dapat dilalui 45 ton dengan faktor keamanan satu setengah kali. Jadi maksimal itu hanya 70 ton, tapi yang masuk 120 ton," paparnya di Kementerian PUPR, Selasa (17/4/2018) malam.
Meski demikian, Arie menyatakan dugaan tersebut akan dipastikan setelah tim Kementerian PUPR dan ahli independen selesai melakukan tinjauan lapangan pada Rabu (18/4). Pihaknya juga melibatkan Institut Teknologi Surabaya (ITS) untuk ikut membantu investigasi.
"Besok akan dikonfirmasi ahli independen. Kalau secara kasat mata melihat ada truk yang jatuh kemungkinan besar kelebihan beban," jelasnya.
Baca Juga
Jembatan yang menghubungan Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban dan Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan itu tiba-tiba ambruk pada Selasa (17/4) sekitar pukul 11.05 WIB saat banyak kendaraan berat yang melintas. Ambruknya jembatan mengakibatkan 1 unit dump truck, 2 truk tronton, dan 1 unit sepeda motor tercebur ke sungai.
Adapun identitas kendaraan yang tercebur ke sungai yakni dump truck sedang mengangkut limbah smelter, 2 truk tronton mengangkut pasir serta seorang pengendara sepeda motor.