Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkop dan UKM Dorong Pembentukan Badan Promosi Produk Indonesia

Kementerian Koperasi dan UKM mendorong pembentukan Badan Promosi Produk Indonesia (BPPI).
Peserta mengakses aplikasi belanja online Tokopedia saat Workshop Digital Marketing Mandiri Syariah kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jakarta, Selasa (14/11)./JIBI-Dwi Prasetya
Peserta mengakses aplikasi belanja online Tokopedia saat Workshop Digital Marketing Mandiri Syariah kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jakarta, Selasa (14/11)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM mendorong pembentukan Badan Promosi Produk Indonesia (BPPI).

Kegiatan promosi selama ini dinilai tidak terkonsolidasi dengan baik dan hanya bersifat sporadis. Melalui BPPI diharapkan dapat mengefektifkan kegiatan promosi ke pasar dalam dan luar negeri untuk produk-produk unggulan koperasi, usaha mikro kecil, dan menengah (KUMKM).

“Jadi kami berharap ke depan promosi itu sebagaimana gagasan Bapak presiden dapat disatukan dalam satu Badan Promosi Produk Indonesia,” ujar Agus Muharram, Sekretaris Kemenkop dan UKM, melalui keterangan resminya, Rabu (4/4/2018).

Agus mengatakan produk-produk unggulan Indonesia seperti fesyen, aksesoris, furnitur dan kerajinan tangan sangat layak dipasarkan di luar negeri karena punya potensi untuk bersaing di pasar luar negeri.

Dia mengatakan produk-produk Indonesia tersebut juga unggul dari negara-negara produsen lainnya, baik Italia maupun Prancis.

Jika nantinya ada BPPI, ujarnya, roduk-produk unggulan tersebut nantinya bisa dipromosikan secara massif dan terencana.

“Nah promosi jangan sporadis, tapi harus dikonsolidasikan, sehingga bisa lebih massif dan pemasarannya bisa menjangkau dunia. Dengan badan ini, daya saing produk Indonesia dapat lebih kuat, lebih bisa berperan di dunia, maka harap kami segera diwujudkan,” katanya.

Pihaknya berkomitmen dalam mendukung koperasi dan UKM mengembangkan produk unggulan masing-masing. Baik dalam bentuk dukungan perkuatan modal usaha (kredit usaha rakyat dan dana bergulir), fasilitas promosi, penyediaan sarana teknologi, fasilitas sertifikasi hak kekayaan intektual (haki) dan standarisasi.

“Komitmennya terus mendukung dari aspek pembiayaan modal harus ditingkatkan, begitu juga promosi terutama,” katanya.

Salah satu contoh dukungan pada produk lokal tersebut yaitu dukungan Kemenkop dan UKM dalam ajang Indonesian Fashion Week 2018.

IFW kali ini berhasil mencatatkan nilai transaksi siginifikan, yakni hampir mencapai Rp80 miliar dari total 12.632 pengunjung. Capaian itu didapat selama lima hari pelaksanaan, 28 Maret-1 April 2018.

“Pameran-pameran seperti ini bagus sekali, dan tentu Kementerian Koperasi dan UKM sangat mendukung,” kata Agus.

IFW 2018 mengusung tema Cultural Identity dengan menampilkan aneka fesyen bercorak Danau Toba dari Tanah Batak, Borobudur dari Jawa Tengah, dan Labuan Bajo dari Nusa Tenggara Timur.

IFW 2018 juga menghadirkan identitas budaya yang terdapat pada kain-kain Nusantara seperti batik dan tenun yang menjadi ciri khas fesyen Indonesia.

IFW diadakan rutin setiap tahun. Untuk tahun ini, IFW berkolaborasi dengan 200 perancang mode lokal dan internasional, 480 peserta pameran merek fesyen dan tekstil, workshop, kuliner, dan oleh-oleh panganan dari berbagai daerah di Nusantara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper