Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Kosmetik Indonesia Harus Siap Bersaing dengan Produk Impor

Produsen Kosmetik diminta meningkatkan inovasi agar tidak tergerus ekspansi produk impor.
Produk kosmetik dari berbagai merk dalam sebuah pameran./JIBI-Sunaryo Haryo Bayu.
Produk kosmetik dari berbagai merk dalam sebuah pameran./JIBI-Sunaryo Haryo Bayu.

Bisnis.com, JAKARTA—Produsen Kosmetik diminta meningkatkan inovasi agar tidak tergerus ekspansi produk impor.

Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, saat membacakan pidato tertulis Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, menyampaikan nilai impor kosmetik terbilang besar. Pada 2017 misalnya, impor mencapai US$260,03 juta. Adapun pada 2016, impor kosmetik mencapai Rp268,97 juta. Besarnya nilai impor itu menunjukkan perlunya upaya lebih keras dari produsen dalam negeri untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi produk impor.  

“Meskipun terjadi penurunan impor, tetapi besarnya angka ini menyiratkan bahwa industri kosmetik nasional masih belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Sigit dalam pembukaan Indonesia Cosmetics Ingredients (ICI) 2018, di Jakarta, Selasa (3/4/2018).

Tantangan lain yang dihadapi oleh industri kosmetik nasional di antaranya adalah ketergantungan produsen terhadap bahan baku impor. Sebanyak 80% hingga 90% dari keseluruhan bahan baku kosmetik berasal dari impor.

“Upaya yang kami lakukan adalah mendorong adanya investasi baru dalam penyediaan bahan baku kosmetik dan mendorong kerja sama antara industri, universitas dan lembaga penelitian untuk melakukan substitusi impor,” katanya.

Guna meningkatkan daya saing industri kosmetik Indonesia, Sigit menyampaikan Kementerian Perindustrian mendorong produsen bahan baku kosmetik khususnya dari luar Indonesia untuk dapat berinvestasi dan membangun industri di Indonesia.

Pemerintah disebutkan terus mengupayakan iklim berusaha yang transparan, cepat, efisien dan efektif khususnya memangkas berbagai izin yang menghambat investasi. Selain itu, pemenuhan kebutuhan infrastruktur seperti transportasi dan energi juga terus ditingkatkan.

“Tentu industri kosmetik Indonesia juga harus meningkatkan promosi, walau disadari akan menambah biaya bagi industri, tetapi hal ini dirasa sangat mendesak mengingat pasar impor yang masih besar,” ujarnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper