Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Premium Turun, Ini Penjelasan BPH Migas

Penurunan penyaluran BBM jenis Premium di Jawa, Madura, dan Bali pada 2018 berhubungan dengan tingkat permintaan Pertalite dan jenis Pertamax yang tinggi sepanjang 2017.
Kendaraan antre untuk mengisi BBM di tempat peristirahatan KM 207 jalan tol Palimanan-Kanci, Jawa Barat, Jumat (23/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Kendaraan antre untuk mengisi BBM di tempat peristirahatan KM 207 jalan tol Palimanan-Kanci, Jawa Barat, Jumat (23/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Penurunan penyaluran BBM jenis Premium di Jawa, Madura, dan Bali pada 2018 berhubungan dengan tingkat permintaan Pertalite dan jenis Pertamax yang tinggi sepanjang 2017.

Namun, permintaan Premium berpotensi kembali naik pada 2018 seiring harga bensin RON 90 dan diatasnya tengah merangkak naik seiring lonjakan harga minyak.

Anggota Komite BPH Migas Henry Achmad mengatakan, Premium non Jawa, Madura, dan, Bali (Jamali) pada kuartal I/2018 memang masih sekitar 18% dari total kuota yang ditugaskan. Sebelumnya, pada tahun lalu distribusi Premium pada tahun lalu mengalami penurunan hanya sebesar 7,01 juta kiloliter dari total kuota 12,5 juta kiloliter.

Dia memaparkan, realisasi Premium di luar Jamali itu secara total 18,74% dari total kuota dengan total nilai 1,4 juta kilo liter.

"Rendahnya realisasi Premium tahun lalu itu disebabkan harga BBM yang merosot seiring dengan penurunan harga minyak dunia. Jadi, banyak masyarakat yang beralih dari Premium ke Pertalite maupun Pertamax," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (2/4).

Henry mengatakan, sayangnya, harga minyak dunia kembali terkerek naik sejak akhir tahun lalu. Alhasil, harga Pertalite dan Pertamax pun naik sehingga membuat gap harga dengan Premium melebar.

"Akhirnya, masyarakat yang sudah bermigrasi dari Premium akhirnya kembali menggunakan bensin dengan RON 88 tersebut. Hal itu berpotensi membuat permintaan Premium naik," ujarnya.

Untuk itu, Henry mengaku, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk meningkatkan layanan Premium lebih dari biasanya.

"Hanya saja, saat ini sarana infrastruktur Premium sudah menjadi Pertalite. Untuk itu, membutuhkan waktu agar bisa menjadi sarana prasarana Premium kembali," ujarnya.

Dia pun mengatakan, pasokan BBM Premium masih tersedia cukup sesuai permintaan karena pendistirbusian juga masih rendah sampai akhir kuartal I/2018.

"Hanya perlu setting ulang saja untuk mendistribusikannya," ujarnya.

Saat ini, harga Premium masih tetap Rp6.450 per liter. Harga Premium yang tetap itu membuat gap harga dengan produk lain seperti, Pertalite maupun Pertamax Series kian melebar.

Adapun, harga Pertalite sekitar Rp7.800 per liter sampai Rp8.150 per liter, harga Pertamax 92 berkisar antara Rp8.900 per liter sampai Rp11.750 per liter, sedangkan harga Pertamax Turbo berkisar Rp10.100 per liter sampai Rp17.100 per liter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper