Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Pernah Hemat BBM pada 2014

PT Pertamina (Persero) mengimbau agar konsumsi bahan bakar minyak atau BBM bisa lebih hemat.
Kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah./Reuters-Darren Whiteside
Kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah./Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) mengimbau agar konsumsi bahan bakar minyak atau BBM bisa lebih hemat.

Hal itu dilakukan karena posisi harga minyak dunia terus terkerek naik, sedangkan Indonesia masih menjadi importir minyak, termasuk bensin, untuk kebutuhan domestik.

Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan, harga Premium yang ditetapkan bertahan di level Rp6.450 per liter membuat gap harga jual dengan Pertalite dan Pertamax menjadi semakin melebar.

Saat ini, harga Pertalite sekitar Rp7.800 per liter sampai Rp8.150 per liter, harga Pertamax 92 berkisar antara Rp8.900 per liter sampai Rp11.750 per liter, sedangkan harga Pertamax Turbo berkisar Rp10.100 per liter sampai Rp17.100 per liter. 

"Akhirnya masyarakat secara alami terdorong mencari produk yang lebih murah, yakni Premium," ujarnya kepada Bisnis, Senin (2/4).

Menurut Iskandar, saat ini masyarakat harus bisa lebih hemat dalam menggunakan bahan bakar, termasuk Premium. Jadi, penggunaan bahan bakar dilakukan hanya untuk kegiatan yang benar-benar produktif.

"Indonesia pernah mengalami hemat BBM pada 2014 ketika Premium di harga Rp8.500 per liter. Hal itu membuat konsumsi nasional minus 1% dibandingkan rata-rata tahun sebelumnya yang selalu naik 9%," ujarnya.

Sampai kuartal I/2018, penyaluran Premium di luar Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) mencatatkan penurunan sebesar 35% menjadi 1,32 juta kiloliter. Pertamina pun baru menggelontorkan 17,6% dari total kuota pada kuartal pertama sebesar 7,5 juta kiloliter.

Pada 2018, kuota Premium sebagai BBM penugasan kepada Pertamina diturunkan sebesar 40% menjadi 7,5 juta kiloliter dibandingkan dengan 2017 yang sebesar 12,5 juta kiloliter.

Lalu, penyaluran Premium di kawasan Jamali mencatatkan penurunan sebesar 50% menjadi 774.435 kilo liter dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.

Penyaluran Premium di Jamali bersifat BBM umum sehingga penyalurannya diserahkan sepenuhnya kepada badan usaha yakni, Pertamina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper