Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Pertalite Lebih Murah dari Harga Formula Premium

Harga Premium (RON 88) berdasarkan formula yang berlaku untuk periode Januari 2018 - Maret 2018 berada di kisaran Rp8.600 per liter, sedangkan harga Pertalite yang memiliki oktan 90 seharga Rp7.600 per liter.
Pertalite. /Antara
Pertalite. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Harga Premium (RON 88) berdasarkan formula yang berlaku untuk periode Januari 2018 - Maret 2018 berada di kisaran Rp8.600 per liter, sedangkan harga Pertalite yang memiliki oktan 90 seharga Rp7.600 per liter.

Hal ini menjadi polemik karena Pertalite yang memiliki oktan lebih tinggi memiliki harga jual lebih rendah selisih Rp1.000 dibandingkan dengan harga formula Premium.

Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Muchamad Iskandar menjelaskan, harga Pertalite dengan oktan 90 saat ini memang lebih rendah dibandingkan dengan harga formula Premium karena tidak mengikuti harga pasar.

"Kami memang belum menyesuaikan harga Pertalite sesuai dengan harga pasar. Lalu, harga pasar bensin oktan 90 saat ini bisa dilihat dari harga jual produk serupa oleh kompetitor," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (20/3).

Pada awal tahun ini memang beberapa kompetitor mengeluarkan produk serupa Pertalite, tetapi memiliki selisih harga yang cukup jauh dengan harga bensin RON 90 yang dijajakan Pertamina.

Sampai Maret 2018, Harga bensin reguler Shell yang memiliki oktan 90 memiliki harga jual Rp8.500 per liter, sedangkan harga bensin Peformance 90 Total seharga Rp8.400 per liter. Vivo pun turut menjual bensin oktan 90 dengan harga Rp8.500.

Nah, kalau mengacu formula harga Premium untuk 1 April 2018. Harga formula Premium sedikit lebih murah dengan berada dikisaran Rp8.448 per liter.

Angka itu merupakan hasil dari perhitungan dengan rumus 103,92% x Harga Indeks Pasar) + Rp830 per liter. Harga Indeks Pasar (HIP) dihitung dengan melihat acuan dari 98,42% harga MOPS Mogas 92 rata-rata 3 bulan sebelumnya.

Pertamina memang berhati-hati dalam menaikkan harga Pertalite. Pasalnya, mayoritas konsumen bensin oktan 90 itu adalah peralihan dari pengguna Premium.

Apalagi, pemerintah menetapkan untuk tidak menaikkan harga Premium sampai 2019 di tengah tren kenaikan harga minyak mentah dunia dan pelemahan kurs rupiah. Bila, Pertamina tetap menaikkan harga Pertalite sesuai harga pasar, tingkat selisih harga antara Pertalite dengan Premium akan melebar.

Hal itu bisa menggeser pengguna Pertalite kembali ke Premium.

Dalam laporan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas disebutkan, kasus peralihan konsumen Pertalite ke Premium itu sudah terjadi di Riau. Harga Pertalite di sana disebut sudah mencapai Rp8.000 per liter.

Hal itu membuat masyarakat kembali beralih ke Premium, tetapi fasilitas penyalur BBM Pertamina di sana telah mengubah pom bensin Premium menjadi Pertalite. Pasalnya, ketika harga minyak mentah sedang turun dan harga Pertalite cenderung terjangkau, banyak masyarakat beralih ke Pertalite.

Jadi, ketika masyarakat kembali beralih ke Premium, Pertamina sudah tidak memiliki sarananya lagi sehingga membuat Premium menjadi langka.

BPH mencatat kuota Premium untuk Riau masih ada sehingga di sana tidak perlu tambahan kuota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Surya Rianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper