Bisnis.com, JAKARTA—Jumlah produsen kosmetik di Indonesia tumbuh hingga 25% sepanjang 2017.
Sepanjang tahun lalu produsen kosmetik di Indonesia mencapai 760 perusahaan dari 603 perusahaan pada 2016.
"Dari total tersebut, sebanyak 95% industri kosmetik nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM) dan sisanya industri skala besar," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulis, Senin (19/3/2018).
Airlangga menyampaikan beberapa produsen menengah dan besar sudah berhasil memperluas pasar produk hingga ke Asia Tenggara (Asean), Afrika bahkan ke Timur Tengah. Luasnya jangkauan ini turut mendorong kinerja ekspor produk kosmetik dari US$470,30 juta pada 2016 menjadi US$516,99 juta pada tahun lalu.
Indonesia merupakan salah satu pasar kosmetik yang cukup besar. Untuk itu dia yakin bisnis ini akan prospektif dan menjanjikan bagi produsen yang ingin mengembangkan usaha di dalam negeri. Apalagi saat ini demografi penduduk Indonesia dalam beberapa tahun ke depan akan didominasi penduduk usia muda.
“Saat ini, produk kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer bagi kaum wanita yang merupakan target utama dari industri kosmetik. Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman, industri kosmetik juga mulai berinovasi pada produk kosmetik untuk pria dan anak-anak," paparnya.
Airlangga juga mengingatkan agar para produsen memperhatikan tren yang tengah terjadi. Keinginan masyarakat menggunakan kosmetik berbahan alami misalnya dapat dioptimalkan industri nasional. Apalagi dari aspek bahan baku, Indonesia memiliki keunggulan melalui keanekaragaman hayati baik yang berasal dari darat maupun laut.
"Beberapa yang perlu dikembangkan seperti ganggang laut dan marine collagen yang potensial untuk dikembangkan di pasar lokal dan global. Jadi, perlu proses ekstraksi lagi untuk bahan baku kita. Misalnya lidah buaya bisa menghasilkan kolagen dan ada essential oil, yang saat ini masih impor," ungkapnya.